Kamis, 10 April 2014

FF : Beautiful Big Boss - (2/3)



Tittle : Beautiful Big Boss
Genre : Family, Drama, Comedy(?)
Length : Three Shoots (2/3)

Little Note
Tulisannya mulai jadi aneh waktu So Hyun ketemu Sehun, rada-rada nggak kebayang ujung ceritanya gimana *nah loh*, tapi-tapi-tapi Author becanda *apa sih*. Jujur sejujurnya, idenya mulai ngandat, setelah Author pikir-pikir eh idenya ngalir lagi *besok ujian ya thor? bahasanya kayak orang lagi ngafal contoh soal optimisasi-curhat lagi*.

Main Cast :
Kim So Hyun as herself
EXO's Sehun as Oh Sehun
Kim Yoo Jung as herself

Other Cast :
SHINee’s Jonghyun as Kim Jong Hyun
Yeo Jin Go as himself
EXO's D.O. as himself
EXO's Baekhyun as himself
EXO's Luhan as Oh luhan

“Hyung, kenapa kau hanya tersenyum? Kau kelihatan tidak ingin menjawabnya. Oh ya, bagaimana persiapan pernikahanmu? Apakah kau sudah mengundang keluarga Kim? Ah aku benar-benar sudah tidak sabar untuk bertemu dengan penyihir kecil dan putri cantik”, ucap Sehun yang kini membicarakan So Hyun dan Yoo Jung.

>> Sehun POV

Hari ini hari pertamaku kembali ke tanah kelahiranku, setelah 10 tahun meninggalkan kota ini aku kira akan banyak perubahan dengan kota ini, tapi nyatanya Seoul masih saja menjadi kota paling berisik yang ada dalam pikiranku. Aku kembali ke Seoul dengan alasan yang cukup kuat, yaitu perintah dari Hyungku satu-satunya, Oh Luhan. Aku masih bisa mengingat dengan jelas bahwa 10 tahun yang lalu hyung lah yang memaksaku untuk tinggal di China bersama ibu, tapi kenapa setelah aku terbiasa dengan negara kelahiran ibuku itu, hyung malah menyuruhku untuk kembali ke Korea.

Luhan hyung memasukkan lamaran kerja untukku sebuah Perusahaan Advertisement di Seoul dan memakai rekomendasi dari teman dekatnya di Seoul, ini bukan hal yang buruk mengingat aku adalah sarjana Design Graphic. Tapi aku yakin ada alasan lain kenapa hyung meminta temannya agar aku direkomendasikan ke perusahaan ini.

>> Perusahaan Beautiful Black Pearl Advertisement

“Selamat bergabung dalam timku kalau begitu”, sambut baekhyun yang masih terpana dengan ketampanan namja itu.

“Oh ya, namamu siapa tadi? aku tidak mendengarnya perkataanmu”, tanya baekhyun sebelum ia terpana lagi oleh ketampanan namja itu.

Namja tampan itu menjawab dengan eye smile yang dapat membuat putri duyung di kolam Hogwarts mati kekurangan oksigen, “Namaku Oh Sehun, aku sarjana Desain Grafis, banggapsimida manajer Byun”.

Kyungsoo yang kini telah kembali ke meja kerjanya mulai memerhatikan tiap gerak gerik namja bernama Oh Sehun itu.

“Oh Sehun-ssi, bisakah Anda menyelesaikan desain untuk proyek terbaru kita ini?”, tanya Baekhyun yang memecah perhatian Kyungsoo pada Sehun.

“Tentu saja Manajer Byun, ini merupakan proyek pertama yang saya desain, saya akan berusaha”, tanggap Sehun yang lagi-lagi memberikan eye smile mematikannya itu.

“Keunde, Manajer Byun, Anda bisa memanggilku dengan Sehun saja, karena aku kurang suka ketika seseorang yang lebih tua memanggilku dengan formal”, tambah Sehun yang kini mulai sibuk dengan laptopnya.

“Geurae, kalau begitu kau juga bisa memanggil Hyung, berhubung umur kita hanya berbeda dua tahun”, tanggap baekhyun dengan ramah.

Baekhyun menangkap tatapan Kyungsoo dari seberang meja kerjanya, tanpa ragu Baekhyun langsung menggoda Kyungsoo, “Wae ?? Neo pureowa ??”.

Kyungsoo hanya membuang pandangannya dan kembali mengerjakan tugasnya.

>> Sanggar Seni Beautiful Butterfly

“Satu, dua, tiga, putar, satu, dua, tiga, putar, yaa kembali ke posisi awal, kemudian lakukan formasi yang ibu ajarkan minggu lalu”, perintah seorang guru balet cantik kepada murid-murid kecilnya.

“Ye Yoo Jung seonsangnim”, jawab para murid.

“Haerin ah, lenturkan sedikit tanganmu, agar gerakanmu tampak lebih gemulai dan Jinhee ah, luruskan tanganmu saat gerakan berputar, agar gerakanmu tampak lebih indah”, komentar sang guru yang kini memerhatikan detail gerakan muridnya.

“Kriiiiiiiing”, suara bel tanda jam istirahat untuk para murid.

“Baiklah, kalian semua bisa beristirahat sekarang, 30 menit lagi kita kembali berlatih, ingat jangan minum minuman dingin ketika istirahat ya”, ucap Yoo Jung sambil tersenyun lembut.

Yoo Jung kini kembali ke ruangannya untuk beristirahat. Ruangan itu dipenuhi dengan hiasan bunga dan berbagai penghargaan yang pernah Yoo Jung terima selama ia menjadi Ballerina. Dimeja kerjanya ada beberapa biodata murid baru untuk tahun ini dan terpajang tiga bingkai foto. Bingkai pertama memajang sebuah foto keluarganya yang diambil sebelum ayah dan ibunya meninggal, terlihat Jonghyun yang pada saat itu berumur 25 tahun memeluk ibunya dengan erat dan ayahnya merangkul kedua anak kembarnya yang saat itu berumur 16 tahun. Bingkai kedua memajang fotonya dan kedua saudaranya saat ia dan So Hyun masih berumur lima tahun serta Jonghyun berumur 14 tahun, Jonghyun kecil memeluk kedua adiknya dengan bahagia. Dan bingkai ketiga memajang foto lima orang anak, tiga diantaranya adalah Yoo Jung dan kedua saudaranya, sedangkan dua anak lagi adalah anak laki-laki yang satu kelihatan seumuran dengan Jonghyun dan yang satunya kelihatan lebih tua beberapa tahun dari Yoo Jung. Di foto ketiga terlihat anak laki-laki yang seumuran Jong Hyun merangkul anak laki-laki lainnya di sebelah kanan dan merangkul Jong Hyun di sebelah kirinya, sedangkan Yoo Jung dan So Hyun berdiri didepan ketiga anak laki-laki tadi. Yoo Jung mengambil bingkai ketiga dan menatapnya sambil tersenyum, tiba-tiba sebulir air mata mengalir di pipinya.

“Aku merindukan kita yang dulu”, ucap Yoo Jung dengan lirih.

“Yoo Jung ah”, panggil seorang namja dari pintu masuk ruangan Yoo Jung.

“Aa, Jin Goo Oppa, kau mengagetkanku”, jawab Yoo Jung yang kini berpura-pura membenarkan riasannya.

Jin Goo, atau Yeo Jin Goo adalah kakak kelas Yoo Jung saat di sekolah seni dulu. Selama Jong Hyun di luar negeri, Jin Goo lah tempat Yoo Jung mencurahkan isi hatinya. Jin Goo sudah menjadi oppa kedua baginya.

“Wae irae oppa ?”, tanya Yoo Jung setelah namja bernama Jin Goo itu duduk di kursi tamunya.

“Kau menangis lagi?”, selidik namjayang bernama Jin Goo itu.

“Ani, aku tidak sengaja memasang eyeliner ku dengan tidak benar yang membuat mataku berair”, sanggah Yoo Jung berbohong.

“Eii, kookjimal, mereka siapa Yoo Jung ?”, tanya Jin Goo sambil menunjuk bingkai foto ketiga.

“Mereka itu anak kerabatnya ayah. Anak laki-laki yang seumuran dengan Jong Hyun Oppa itu bernama Oh Luhan, mereka selalu satu sekolah semenjak taman kanak-kanak. Sedang anak laki-laki yang disebelah kanan itu adiknya Luhan oppa, namanya Oh Sehun, dia lebih tua lima tahun dariku”, jelas Yoo Jung.

“Oh Luhan ? Bukankah dia direktur perusahaan komestik yang paling besar di China itu ? Aku pernah membaca profilnya di majalah bisnis”. tanggap Jin Goo lagi.

Angguk Yoo Jung yang kini tenggelam lagi dalam kesedihannya.

“Oppa, apakah So Hyun eonni akan berbicara lagi denganku ?”, tanya Yoo Jung dengan lirihan.

“Yoo Jung ah, So Hyun itu pasti menyayangimu, tapi waktu yang membuatnya tidak ingin memperlihatkannya, aku yakin ia akan segera berbicara denganmu”, ucap Jin Goo berusaha mengembalikan semangat Yoo Jung.

>> Perusahaan Beautiful Black Pearl Advertisement

Waktu makan siang tiba, So Hyun keluar dari ruangannya untuk makan siang di Cafetaria kantor. Sebelum iya melewati meja kerja Baekhyun ia menatap seorang namja yang sedang sibuk sedang laptopnya.

“Manajer Do, apakah namja itu karyawan baru rekomendasi oppa ku ?”, tanya So Hyun saat tiba di meja Kyungsoo.

“Ya direktur ia direkomendasikan ke bagian desain, karena ia adalah sarjan desain grafis”, jelas Kyungsoo.

So Hyun hanya mengangguk dan segera melanjutkan perjalanannya.

“Apakah aku pernah melihat orang itu sebelumnya?”, batin So Hyun.

Di Cafetaria kantin So Hyun memerhatikan karyawan baru yang juga sedang mengambil makan siangnya. Sehun bersama Baekhyun dan Kyungsoo sedang antri untuk mengambil makanan mereka. Mereka berjalan melewati meja So Hyun, Kyungsoo membungkukkan badan pada So Hyun, diikut kedua orang lainnya.
"Manajer Byun", panggil So Hyun.

"Ye direktur", jawab Bakhyun yang sebenarnya terkejut.

"Antarkan desain proyek terbaru kita setelah makan siang ya, aku ingin desain itu ada di mejaku ketika aku kembali", lanjut So Hyun.

"Ye direktur", jawab Baekhyun sambil berpamitan.

Jauh dari tempat duduk So Hyun, Baekhyun membuka mulutnya, "Dia benar-benar penyihir".

"Kalau dilihat-lihat direktur kita memang mengerikan", sambung Sehun.

Kyungsoo hanya menggelengkan kepala.

Setelah selesai dengan makan siangnya So Hyun kembali ke ruangannya untuk memeriksa dokumen desain proyek terbaru perusahaan mereka. Di mejanya sudah ada sebuah map berwarna biru yang berarti berasal dari divisi desain, karena itu ada warna kesukaan manajer Byun. So Hyun membaca tiap detail permintaan kliennya sebelum membuka desain yang telah diselesaikan divisi desain tersebut. Kemudian ia melihat desainnya, tiba-tiba wajahnya menunjukkan ekspresi kecewa.

“Manajer Byun, bisakah Anda keruang saya sekarang?”, tanya So Hyun yang menggunakan telepon kantor.

Baekhyun masuk ke ruangan So Hyun, “Ada apa direktur ?”.

“Apakah Anda sudah membaca kontrak klien kita sebelum Anda menyelesaikan desain ini manajer Byun? Hasil desain divisi Anda benar-benar tidak sesuai dengan permintaan mereka, bagaimana mungkin aku bisa mengirimkan desain ini pada mereka”, ucap So Hyun dengan raut wajah yang bisa membuat siapa saja tidak ingin mengenalnya.

“Manajer Byun, Anda tau kan ini proyek pertama kita dengan perusahaan produk terkenal ini? Kenapa Anda tidak berhati-hati dengan pekerjaan Anda?”, lanjut So Hyun yang kini telah meletakkan desain itu di mejanya.

Baekhyun hanya bisa mengambil desain itu dan berkata, “Saya akan memperbaikinya direktur”.

Ia membungkuk sebelum keluar dari ruangan itu.

Kyungsoo yang melihat ekspresi Baekhyun yang tidak bersemangat sama sekali bertanya, “Ada apa Baekhyun ah?”.

“Desainku ditolak oleh penyihir itu”, jawab Baekhyun lemah.

Sehun yang mendengar pembicaraan itu berdiri dari tempat duduknya dan segera berjalan kearah Baekhyun, “Hyung apakah ada desain yang tidak memuaskan direktur? Aku sudah menyelesaikan desain itu sesuai dengan kontrak klien dan beberapa usulan dari hyung, mana mungkin ia menolak desain itu dengan begitu mudah. Aku harus menemuinya”.

Sehun memasuki ruangang So Hyun. Ia membungkuk saat sampai di ruangan So Hyun.

“Saya karyawan baru dari divisi desain, nama saya Oh Sehun, banggapsimida direktur”, ucap Sehun memperkenalkan diri.

DEG. “Oh Sehun? Adiknya Luhan oppa? Kenapa Jong Hyun tidak memberitahuku”, batin So Hyun.

“Saya ingin mempertahankan desain yang telah divisi kami buat. Desain itu sudah sesuai dengan kontrak klien kita direktur, saya yakin dengan apa yang sudah saya kerjakan direktur. Tolong pertimbangkan lagi keputusan Anda, manajer Byun sudah mengerjakan desain itu selama sebulan dan saya merapikan sisa pekerjaan beliau tadi. Menurut saya desain itu benar-benar sudah bagus”, jelas Sehun tanpa ragu.

“Baiklah, tapi saya ingin beberapa detailnya ditambahkan, bilang pada manajer Byun ia bisa mengambil beberapa detail dari proyek sebelumnya”, jawab So Hyun yang mencoba menenangkan diri karena menemukan karyawannya adalah orang yang sudah iya kenal dari kecil.

Sehun agak bingung dengan jawaban itu, kenapa direkturnya sangat mudah untuk di berikan saran, padahal menurut kabar yang ia dengar direktur perusahaan ini sangat keras kepala dan diktator. Tanpa berpikir panjang, sehun mebungkukkan badannya dan segera keluar dari ruangan direktur.

“Hyung, desain kita diterima asalkan kita menambahkan beberapa detail seperti pada proyek yang lalu”, jelas Sehun saat tiba di meja kerja divisinya.

“Morago? Big boss penyihir mau menerimanya? Apa yang kau lakukan padanya Sehun ah?”, tanya Baekhyun yang benar-benar bingung.

“Molla hyung, dia hanya mengatakan itu saat aku protes dengan keputusannya”, jawab Sehun polos.

Kyungsoo membulatkan matanya *itu mata udah seharian dibulatkan*, "Dia bukan orang biasa, bagaiman mungkin So Hyun denga mudah menerima sarannya", batin Kyungsoo.

So Hyun yang masih terkejut dengan kehadiran Sehun di perusahaannya terus-terus menyebut-nyebut nama oppanya. Dia langsung menelpon oppanya.

“Yeoboesseyeo, So Hyun ah, waeyeo?”, jawab Jong Hyun dari seberang telepon.

“Oppa, kenapa kau tidak bilang dari awal bahwa karyawan baru itu adalah Sehun oppa? Kenapa kau tidak memasukkannya ke perusahaanmu saja? Kenapa harus ke perusahaanku oppa?”, tanya So Hyun tanpa jeda.

“Ah, akhirnya kalian bertemu. Kau tidak menanyakan apapun sebelumnya, kenapa baru sekarang kau protes. Aku sudah tidak bisa mencabut rekomendasiku, karena kau tidak protes dari awal”, jawab Jong Hyun santai.

“So Hyun ah, oppa sedang dalam meeting penting sekarang, oppa tutup telponnya, keurom”, tutup Jong Hyun.

“Oppa jakkamat...”. Telpon pun ditutup oleh Jong Hyun.

So Hyu benar-benar frustasi dengan tingkah oppanya.

>> Rumah keluarga Kim

Jong Hyun yang ternyata berbohong sedang ada meeting penting sekarang sedang bebincang dengan namja tampan yang sangat mirip denga Sehun, ya Oh Luhan, teman kecil Jong Hyun yang sekarang telah sukses.

“Kau dengar bagaimana So Hyun meruntukiku dengan pertanyaan tadi? Ah, perlahan penyihir kita kembali, aku tidak menyangka akan secepat ini aku meruntuhkan pertahanan So Hyun”, ucap Jong Hyun sambil tertawa geli.

“Dia sama sekali tidak bisa menyembunyikan sikapnya itu saat ia terancam. Kau benar-benar kakak yang jahat Jong Hyun ah”, tanggap luhan.

“Aku hanya ingin keluargaku kembali lagi seperti saat ayah dan ibu masih hidup Luhan ah, aku benar-benar kasihan melihat si kembar yang tidak saling menyapa selama enam tahun ini, aku benar-benar khawatir”, jelas Jong Hyun yang kini merubah ekspresi wajahnya.

“Maafkan aku Jong Hyun, seharusnya aku kembali ke sini saat peristiwa itu terjadi, seharusnya aku dan Sehun ada di samping kalian untuk memberi dukungan lebih”, ucap Luhan yang kini menundukkan wajahnya.

“Gwenchana Luhan ah”, balas Jong Hyun yang kini menepuk bahu temannya itu.

Bel rumah mereka berbunyi, nyonya Jung membukakan pintu, ternyata Yoo Jung telah kembali dari sanggarnya.

“Annyeong Haseyo”, sapa Yoo Jung pada tamu mereka sambil membungkuk.

“Luhan oppa?”, ucap Yoo Jung setelah menegakkan tubuh yang tampak tidak percaya.

“Ah,  Yoo Jung sudah pulang. Wah kau jadi semakin cantik sekarang”, puji Luhan yang kini memberikan eye smilenya yang tidak kalah cantiknya(?) dari Sehun.

“Terima kasih oppa, oppa juga tampak lebih tampan, banggapsimida oppa, aku pamit ke kamarku”, ucap Yoo Jung denga ramah.

“Kalau begitu aku pamit dulu Jong Hyun, aku harus bertemu dengan Sehun dulu”, ucap Luhan setelah Yoo Jung masuk ke kamarnya.

“Baiklah, oh ya terima kasih undangan pernikahanmu ini ya, aku pastikan aku dan si kembar akan hadir ke acara itu. Salam untuk Sehun kecil”, Jonghyun menjawab pamitan Luhan.

>> Jalanan Kota Seoul

“Hyung, sebenarnya itu perusahaan siapa?”, tanya Sehun penasaran.

Sehun dan Luhan kini telah dalam perjalanan pulang. Luhan hanya tersenyum  mendengar pertanyaan adiknya.

“Hyung, kenapa kau hanya tersenyum? Kau kelihatan tidak ingin menjawabnya. Oh ya, bagaimana persiapan pernikahanmu? Apakah kau sudah mengundang keluarga Kim? Ah aku benar-benar sudah tidak sabar untuk bertemu dengan penyihir kecil dan putri cantik”, ucap Sehun yang kini membicarakan So Hyun dan Yoo Jung.

Mereka melewati sebuah mobil yang sepertinya sedang mogok, Sehun tiba-tiba terkejut.

“Hyung itu direktur tempatku bekerja, kelihatannya mobil direktur mogok, bagaimana kalau kita menolongnya”, tawar Sehun pada hyunnya.

Luhan menepikan mobilnya, ia keluar dari mobil dan langsung menyapa yeoja muda yang sedang menatap ban mobilnya dengan bingung.

“Ada yang bisa kami bantu?”, tanya Luhan.

So Hyun membalikkan badannya dan seketika muncul senyum dari wajahnya.

“Aigo, Luhan oppa?”, sapa So Hyun yang sekarang tampak takjub.

“So Hyun? Wah kau benar-benar banyak berubah, wajahmu sudah tampak lebih lembut dibanding ketika kau masih kecil”, ucap Luhan yang kini seperti melihat adik kandungnya sendiri.

Sehun yang dari jauh mendengar pembicaraan kedua orang itu menghampiri mereka berdua.

“Penyihir kecil?”,...

*

*

*

*


(TBC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar