Sabtu, 19 April 2014

FF : Code Name Blue - (Chapter 2)



Tittle : Code Name Blue
Genre : Brotherhood, family, comedy(?)
Length : Chaptered (2)

Little Note
Author sadar nulis cerita detektif itu susah pake banget -_-. Author terus berdoa supaya cerita ini bisa diterima dan diselesaikan dengan baik ~ Check it out.

Main Cast :
CNBLUE’s Member
Park Bo Young as deputy sherrif of Busan

Other Cast :
Find by yourself

“Tapi tidak ada bukti valid yang dapat menunjukkan kebenaran dari tuduhan Tuan Han itu. Kami pun sudah mengiterogasi babysitter itu dan memeriksa cctv rumah itu, sayang sekali di taman tidak dipasang cctv, tapi dari semua jalur keluar rumah memang tidak ada tanda-tanda ada orang lain yang masuk atau keluar rumah itu”

>> Sehari yang lalu di ibukota Busan

Daerah elit Busan diramaikan oleh beberapa wartawan dan polisi wilayah Busan. Rumah minimalis itu adalah milik seorang saudagar kaya Busan yang pemilik kapal-kapal dagang besar yang ada di setiap pelabuhan di Busan. Ya, itu adalah rumah Tuan Han, saudagar kaya bertangan besi. Anak sematawayang keluarga Han telah diculik saat bermain di taman rumah mereka sendiri. Hal ini membawa rasa penasaran para wartawan dan tentu saja menjadi hal yang janggal bagi pihak kepolisian.

“Apa yang harus kita lakukan sherrif Wu?”, ujar Bo Young.

“Sudah saatnya kita mengandalkan satu-satunya detektif kota ini, temui mereka dan mulai penyelidikan. Kau yang menjadi pengawas khusus untuk kasus ini Park Bo Young ssi”, jawab sherrif yang bernama Wu Fan itu.

“Ye, jeo yeo? Tapi sherrif...”

“Aku yakin kau bisa Bo Young ssi”, tanggap Wu Fan.

>> Rumah Investigasi “I’m Loner” agency

“Annyeonghaseyo, jeo neun Park Bo Young inmida. Aku ditugaskan untuk memberikan surat perintah penyelidikan kasus penculikan anak sematawayang keluarga Han”, ujar Bo Young dengan suara tegasnya.

Wanita yang bernampilan ala polisi wanita dan bernama Park Bo Young itu pun mengeluarkan amplop coklat dari ranselnya dan memberikan amplop itu kepada Yonghwa. Yonghwa membuka amplop itu dan membaca isi surat perintah itu, ia tersenyum dan melihat ketiga rekan kerjanya itu.

“Apakah kalian masih mau menyuruhku untuk kembali bekerja di Pelabuhan?”, tanya Yonghwa pada ketiga rekannya.

Ketiganya tersenyum sambil menggaruk-garuk kepala mereka, hanya Bo Young yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi di ruangan itu.

“Oh ya, Aku deputi sherrif kota Busan, aku juga yang akan menjadi pengawas sekaligus tangan kanan kalian dalam penyelidikan ini. Banggapsimida”, ujar Bo Young yang baru sadar bahwa ia belum memperkenalkan dirinya secara detail.

Keempat namja itu hanya membelalakkan mata mereka sambil menatap Bo Young.

“Kau? Deputi Sherrif? Seorang perempuan? Waah daebak!”, tanggap Jungshin.

Bo Young menegakkan kepalanya, jelas sekali terpancar kesombongan di wajahnya. Minhyuk mendesis, tanda bahwa ia tidak menyukai kehadiran gadis itu.

“Keunde, aku tidak begitu yakin kenapa sherrif Wu Fan bisa mempercayai kalian untuk tugas ini, padahal kalian belum pernah menyelesaikan sebuah kasus penting. Apakah kalian keluarga sherrif Wu? Emm, mungkin itu sebabnya kalian yang diperintahkan untuk menyelesaikan tugas ini”, ujar Bo Young.

Minhyuk mengedarkan death glarenya pada Bo Young, begitu pula dengan Yonghwa. Masing-masing dari mereka hanya saling bertatapan tanpa menanggapi komentar pedas Bo Young. Saat Yonghwa ingin membuka mulutnya, Jonghyun menahannya, dari mata Jonghyun seperti ingin berkata, “Sudahlah hyung, dia hanya seorang wanita”.

“Kalian bisa memulai penyelidikannya hari ini? Seperti yang tertulis dalam surat perintah, kita harus menyelesaikan tugas ini dalam waktu tiga hari, tidak ada waktu untuk bersantai-santai”, ujar Bo Young memecah keheningan di ruangan itu.

Perkataan Bo Young kembali membakar isi ruangan kecuali Jungshin yang tampak sangat menyukai Bo Young.

“Ayo kita mulai penyelidikan ini hyungdeul”, tanggap Jungshin yang terlihat begitu bersemangat.

“Keunde, Park Bo Young ssi, boleh kah aku tau sekarang usiamu berapa?”, tambah Jungshin sebelum hyungnya menjawab ajakannya.

“Ah, tahun ini aku berumur 25 tahun”, jawab Bo Young dengan santai.

“Wah, berarti kau harus memanggil leader kami Yonghwa oppa, kemudian kau bisa memanggil Jonghyun hyung dengan nama karena kalian seumuran. Sedangkan aku dan Minhyuk akan memanggilmu dengan Noona”, senyum Jungshin ala maknae paling ganteng sedunia.

“Tidak usah repot-repot memikirkan hal itu Jungshin ssi, aku lebih suka dipanggil dengan panggilan formal tanpa panggilan keluarga”, jawab Bo Young membalas senyum Jungshin yang lebih mirip seringaian.

“Aku juga tidak rela menganggapmu keluarga kami”, desis Minhyuk agak keras sampai Jonghyun memukul kepalanya.

“Park Bo Young ssi, mungkin kau bisa menceritakan kronologi kejadian penculikan itu pada kami sekarang, karena kita tidak punya banyak waktu untuk mendiskusikan hal lain”, ujar Jonghyun berharap Bo Young tidak mendengarkan perkataan Minhyuk.

“Baiklah, putra Tuan Han, sebut saja tuan muda Han hilang saat bermain di halaman rumah keluarga Han”

“Sore itu tuan muda sedang diberi makan oleh babysitternya, kemudian babysitternya meninggalkan tuan muda sebentar untuk mengambilkan air minum. Saat babysitternya kembali, tuan muda sudah tidak ada lagi di taman”

“Babysitter itu sudah mencari ke seluruh wilayah rumah keluarga Han, namun ia tidak kunjung menemukan tuan muda”

“Ia menangis di ruang keluarga Han, kemudian Nyonya Han yang terkejut melihat babysitter anaknya menangis, bertanya pada babysitter itu. Nyonya Han pingsan mendengar kabar itu, Tuan Han akhirnya pulang dari pelabuhan dan memanggil polisi serta wartawan”

“Menurut petugas keamanan rumah itu pada saat penculikan itu terjadi tidak ada siapa-siapa yang keluar dari rumah keluarga Han. Tuan Han  mencurigai babysitter itu sudah bekerja sama dengan penjahat untuk menculik anak sematawayangnya”

“Tapi tidak ada bukti valid yang dapat menunjukkan kebenaran dari tuduhan Tuan Han itu. Kami pun sudah mengiterogasi babysitter itu dan memeriksa cctv rumah itu, sayang sekali di taman tidak dipasang cctv, tapi dari semua jalur keluar rumah memang tidak ada tanda-tanda ada orang lain yang masuk atau ke rumah itu”

“Sekarang babysitter itu ditahan di kantor kami, karena Tuan Han memaksa kami untuk membuat surat penahanan”, ujar Bo Young mengakhiri kronologi kejadian.

Kasus ini benar-benar membingungkan mereka, tapi Yonghwa tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan kasus ini. Ia mengedarkan pandangan pada ketiga rekannya. Jonghyun dan Minhyuk mengangguk dengan optimis sedangkan Jungshin hanya mengedikkan bahu.

“Park Bo Young ssi, bisakah Anda membawa kami pada babysitter itu?”

*

*

*

*

(TBC)

Mathfair Dalam Karya Bersama Batik Fraktal


Banda Aceh- Himpunan Mahasiswa Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala kembali mengadakan acara Math Fair. Math Fair atau Mathematic Fair adalah salah satu rangkaian kegiatan himpunan yang berdiri di bawah HIMATIKA ( Himpunan Mahasiswa Matematika) yang mulai terbentuk sejak  tahun 2004 silam. Ini artinya, di tahun 2014 ini acara  Mathfair merupakan rangkaian kegiatan yang  ke-10. Perjalanan Mathfair yang menempuh usia yang ke-10 ini bukanlah hal yang mudah. Namun, kekonsistenan para mahasiswa yang terlibat di dalamnya membuat Mahtfair bisa mencapai usia yang ke-10 ini.
Acara Mathfair sendiri terdiri dari 4 rangkaian kegiatan, yaitu Seminar, Olimpiade Matematika, Expo dan Aneka Lomba. Pada Mathfair ke-10 ini, pembukaan acara akan menghadirkan Seminar Nasional yang dilaksanakan pada tanggal 31 mei 2014 di AAC Dayan Dawood. Baru kemudian di bulan September diikuti oleh kegiatan Olimpiade yang akan diselenggarakan di seluruh kabupaten se-Aceh, disusul oleh Expo Job Fair dan Aneka Lomba. Selain menyelenggarakan acara  puncak pada Bulan September, juga diselenggarakan penutupan acara Mathfair ke-10, dengan rangkaian kegiatan berupa pembagian piagam dan penghargaan kepada para pemenang berbagai lomba.
Kegiatan seminar yang menjadi pembuka Mathfair tahun ini bertemakan “Batik Fraktal : Ketika Sains Melahirkan Seni Batik”.
Batik fraktal merupakan motif batik tradisional yang ditulis ulang secara matematis. Hasilnya penulisan ulang dimodifikasi lebih kompleks sehingga menghasilkan motif baru. Sedangkan fraktal sendiri adalah salah satu cabang ilmu matematika yang berfokus pada pengulangan, dimensi, iterasi, dan pecahan. Pengerjaan batik fraktal ini sendiri dapat menggunakan  software jBatik yang ditemukan oleh 3-sahabat pendiri Piksel Indonesia.
Pemateri utama dalam seminar ini adalah salah seorangpelopor terbentuknya batik fraktal itu sendiri yaitu Yun Hariadi yang juga lulusan Matematika ITB. Tidak hanya diisi oleh Yun Hariadi, seminar nasional ini juga diisi oleh dua orang pemateri lain, yaitu Zulhadi Sahputra yang merupakan dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Unsyiah yang juga memanfaatkan software jBatik dalam mendesain  ornamen Aceh maupun desain arsitektur, serta diisi juga oleh dosen dari Fakultas MIPA sendiri yaitu Marwan Ramli.
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia maka sudah seharusnya lah kita ikut melestarikan dan mengembangkan salah satu warisan budaya negara ini yang tak lain adalah batik. Untuk itu, mari bergabung bersama kami dan saksikan bagaimana sains dan teknologi melahirkan seni batik.

Kamis, 17 April 2014

FF : Code Name Blue - (Chapter 1)



Tittle : Code Name Blue
Genre : Brotherhood, family, comedy(?)
Length : Chaptered (1)

Little Notes
Aku kembali setelah menulis selembar latar belakang paling absurd sedunia *Tolong abaikan saya*
Turut berduka cita untuk tenggelamnya Sunaken Sewol /(**)\

Main Cast :
- CNBLUE's Member
- Park Bo Young as Deputy Sherrif of Busan

Other Cast :
Find by yourself

“Baiklah, aku akan kembali ke pelabuhan. Kau Jungshin kembalilah jadi koki restoran kecil Namsan, kau Minhyuk kembalilah sebagai model di Seoul dan kau Jonghyun kembalilah kerumah ibumu serta tinggalkan komputerku sekarang”, ujar namja tampan bernama Jung Yonghwa itu dengan dingin.

>> BUSAN

Busan selalu sibuk setiap harinya, tak ada hari tanpa kesibukan di kota terbesar nomor dua Korea Selatan ini. Termasuk di sebuah rumah kecil yang berjarak tidak jauh dari pelabuhan besar Kota Busan itu. Empat namja itu selalu sibuk dengan kegiatan mereka sehari-hari.

“Hyung, bisakah kau matikan komputer itu? Aiish, taptaphae”, ujar seorang namja yang sedang melipat kain dari jemuran kecil yang ada diruang keluarga(?) mereka pada seorang namja yang sedang fokus dengan komputernya.

“Aiigoo, bisakah kau hanya lewat dari hadapanku, kau menutupi pandanganku”, kata seorang namja lainnya yang sedang mengunyah pisang sambil menonton acara reality show pada namja yang melipat kain.

Namja pelipat kain melempar sebuah kaus kaki ke wajah namja yang sedang menonton acara televisi itu.

“Ya!! Kang Minhyuk!! Neo jugeolle ??”, umpat namja pemakan pisang pada namja pelipat kain yang ternyata bernama Kang Minhyuk *Mianhae oppa*.

“Jungshin, Lee Jungshin, bisakah kau tidak berisik?? Aku sudah hampir mencapai level tertinggi sekarang”, sambung namja pemain komputer pada namja pemakan pisang yang ternyata bernama Lee Jungshin *Mian lagi oppa*.

Minhyuk dan Jungshin hanya saling mengerucutkan bibir.

Tiba-tiba dari sebuah pintu kamar terbuka, namja dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi keluar membawa bantal. “Apakah kalian ingin mengalahkan kebisingan Kota Busan??”, tanyanya pada anggota keluarganya.

“Yaa Lee Jonghyun, apakah kau tidak mampu menjaga anak-anak ini agar tetap diam selama aku tidur??”, tanya namja itu pada namja pemain komputer  *tau sendiri apa yang bakal author tulis*.

Sekarang namja itu menuju ke kamar mandi, ia menyeka wajahnya dengan air, menggosok giginya dan mulai merapikan rambutnya yang berantakan. Terlihat sosok yang berkarisma di cermin yang sedang ia tatap, ia benar-benar menikmat pemandangan indah yang terpantul dari wajahnya itu sendiri *Author suka banget bagian ini*.

“Jonghyun ah, apakah kau sudah memeriksa website kita hari ini? Apakah ada kasus yang harus kita tangani?”, tanya namja tampan yang baru saja merapikan dirinya.

“Sudah, tidak ada kasus apapun hyung. Sudahlah hyung, kau terlalu optimis. Kau taukan kita bukan detektif yang cukup terkenal untuk dihubungi orang-orang yang membutuhkan jasa datektif”, jawab Jonghyun yang tanpa henti terus mngklik mousenya.

“MM,, Jonghyun hyung benar hyung. Kau ingatkan kasus terakhir kita apa? Kita hanya diperlukan untuk mencari seekor burung pipit milik anak TK. Ya setingkat itulah kita hyung, setingkat detektif untuk anak TK yang selalu lupa meletakkan barangnya”, tambah Minhyuk.

“Yang lebih parah lagi kau ingat anak TK yang pertama kali kita tolong?? Dia malah mengira kita akan merampas tas sekolahnya, padahal kita kan mau membantunya menyebrangi jalan”, celetuk Jungshin yang tiada henti memakan setandan pisang.

“Yonghwa hyung, kembalilah bekerja di pelabuhan. Aku yakin kau masih ahli dalam bidang perhitungan keuntungan itu dan semua pengelola kapal itu pasti akan memberikanmu jabatan yang penting disana”, tambah Jonghyun yang berusaha mendinginkan suasana.

“Baiklah, aku akan kembali ke pelabuhan. Kau Jungshin kembalilah jadi koki direstoran kecil Namsan, kau Minhyuk kembalilah sebagai model di Seoul dan kau Jonghyun kembalilah kerumah ibumu serta tinggalkan komputerku sekarang”, ujar namja tampan bernama Jung Yonghwa itu dengan dingin.

Ketiganya hanya berhenti beraktivitas sambil menatap Yonghwa yang kini berdiri di tengah ruangan sambil berkacak pinggang.

“Hyung, mianhamnida, aku hanya ingin berpikir realistis”, ucap Jonghyun berusaha menenangkan Yonghwa.

“Aku juga berbicara realistis Jonghyun ah”, jawab Yonghwa.

Yonghwa, Jonghyun, Minhyuk dan Jungshin adalah empat namja yang tergila-gila dengan dunia detektif. Mereka dipertemukan di Seoul saat keempatnya menghadiri fansign seorang penulis novel misteri terkenal di Korea Selatan. Dengan hobi dan visi untuk menaklukkan misteri, mereka pun berkeputusan untuk menjadi detektif di Busan. Kota Busan memang kota dengan penghasilan yang lumayan besar, namun ada banyak cerita di balik penghasilan mereka itu. “I’m Loner Agency”, nama agency detektif keempat namja itu, ingin mengungkapkan rahasia-rahasia di balik penghasilan besar itu, adakah faktor lain dari tingginya penghasilan masyarakat Busan itu.

Seperti perdebatan mereka sebelumnya, pada kenyataannya hingga kini belum ada kasus khusus yang bersangkutan dengan misi awal perjalanan mereka. Hal ini membuat mereka frustasi dan hanya melakukan hal-hal yang mereka senangi tanpa mempertimbangkan perasaan Yonghwa yang rela memakai rumah warisan ayah dan ibunya yang seharusnya bisa ia jual untuk memulai usaha perpajakan.

“Ting tong”

Tiba-tiba keheningan terpecah oleh suara bel rumah mereka. Minhyuk yang tadinya membeku sepertinnya mendapatkan kembali kesadarannya dan membuka pintu rumah mereka.

Seorang yeoja dengan coat abu-abunya memasuki rumah mereka.

“Annyeong haseyo, jeoneun Park Bo Young inmida”

*

*

*

*

(TBC)

Minggu, 13 April 2014

FF : Beautiful Big Boss - (3/3)




Tittle : Beautiful Big Boss
Genre : Family, Drama, Comedy(?)
Length : Three Shoots (3/3)

Little Note
Akhirnya sampai ke (3/3), Check it out.

Main Cast :
Kim So Hyun as herself
EXO's Sehun as Oh Sehun
Kim Yoo Jung as herself

Other Cast :
SHINee’s Jonghyun as Kim Jong Hyun
Yeo Jin Go as himself
EXO's D.O. as himself
EXO's Baekhyun as himself
EXO's Luhan as Oh luhan
Apink’s Naeun as Son Naeun

“Hal ini sama seperti yang sekarang kau lakukan, kau tidak berbicara kepada saudara-saudaramu, bersikap dingin kepada mereka, mengacuhkan mereka, karena kau merasa bersalah kepada mereka. Itu tidak akan memperbaiki situasimu So Hyun ah, itu hanya akan menyakiti dirimu dan hati saudara-saudaramu”

>> Rumah keluarga Kim enam tahun yang lalu

“Yoo Jung ah, tolong ambilkan kertas origami yang ada di kamarku, aku ingin membuatkan sebuah origami berbentuk hati untuk ayah dan ibu, agar mereka selalu mengingat kita selama disana”, perintah seorang anak perempuan pada adiknya.

Yoo Jung segera berlari ke kamar kakaknya, ia berusaha mencari origami yang dimaksud oleh kakaknya. Setelah beberapa menit mencari dia belum juga menemukan origami itu, tapi iya tetap mencari.

“So Hyun ah, dimana adikmu ?”, tanya seorang wanita dengan lembut.

“Ia sedang di kamarku, eomma”, jawab So Hyun.

“Ah yeobo supir perusahaan sudah menjemput kita, dia sudah ada di depan rumah kita sekarang, ayo kita harus segera bergegas”, kata seorang laki-laki tampan yang tampak tergesa-gesa.

“Appa, tolong tunggu sebentar saja”, rengek So Hyun.

“So Hyun ah, appa dan eomma hanya  seminggu disana, kau baik-baik disini bersama Jong Hyun oppa dan Yoo Jung ya”, bujuk Tuan Kim.

“Jong Hyun ah, jaga adik-adikmua, jangan lupa paksa mereka untuk makan, jangan lupa antarkan mereka ke sekolah, jangan lupa kalau mereka ada kelas tambahan dan...”

“Arraseo appa, arraseo, appa bisa mengandalkanku”, potong Jong Hyun yang tersenyum lebar pada appanya.

Tuan Kim hanya tersenyum, kemudian menarik tangan istrinya untuk naik ke mobil jemputan perusahaan mereka.

Tidak lama setelah Tuan Kim dan istrinya meninggalkan rumah, Yoo Jung keluar dari kamar So Hyun sambil berlari.

“Eonni, ini origaminya”, kata Yoo Jung sambil tersenyum.

“Ah kau terlambat, appa dan eomma sudah berangkat”, rajuk So Hyun.

“Apa ? kenapa mereka tidak berpamitan denganku?”, tanya Yoo Jung yang matanya kini berkaca-kaca.

“Aku sudah menahan mereka Yoo Jung, tapi supir perusahaan sudah menunggu di depan rumah, maafkan aku”, jawab So Hyun penuh penyesalan.

“Sudahlah, appa dan eomma hanya pergi seminggu, jangan terlalu dipikirkan ya”, bujuk Jong Hyun agar keduanya tidak berselisih lagi.

Telepon rumah keluarga Kim tiba-tiba berdering. Jong hyun langsung mengangkatnya.

“Ya kediaman keluarga Kim, ada yang bisa saya bantu?”, ucap Jong Hyun menjawab teleponnya.

“Ne appa, appa dan eomma sudah sampai di bandara sekarang. Yoo Jung dan So Hyun sedang bermain di balkon kamar So Hyun sekarang. Ne appa”, bincang Jong Hyun dengan appanya.

Setelah menutup telepon Jong Hyun menemui kedua adiknya di kamar So Hyun.

“Eonni, kalau ayah dan ibu pulang kau ingin mereka membawakan oleh-oleh apa ?”, tanya Yoo Jung yang kini sedang mematutkan dirinya di depan cermin So Hyun, bak seorang pebalet handal.

“Aku? Aku hanya ingin mereka cepat pulang, hehe”, jawab So Hyun yang sibuk dengan buku gambarnya.

“Eonni benar-benar dewasa, padahal aku ingin dibawakan sepatu balet yang baru. Karena jawaban eonni, sekarang aku juga menginginkan hal yang sama denga eonni”, tanggap Yoo Jung sambil tersenyum.

Jong Hyun yang mendengar percakapan itu langsung berhenti sebelum membuka pintu kamar So Hyun. Jong Hyun tersenyum, ia tau kedua adiknya sangat menyayangi appa dan eomma nya, sama halnya seperti dia.

“Hei kalian berdua, barusan appa dan eomma menelponku, katanya mereka baru saja akan naik ke pesawat, dan mereka bilang mereka akan pulang dalam waktu dua hari”, ucap Jong Hyun setelah membuka pintu kamar adiknya.

“Benarkah oppa? Eonni lihatlah karena kita menginginkan hal yang sama itu, appa dan eomma benar-benar akan pulang dengan lebih cepat”, kata Yoo Jung yang kini mulai menari.

Jong Hyun lagi-lagi tersenyum dan kini bergabung ke dalam suasana menyenangkan di kamar So hyun.

Tak lama setelah perbincangan menyenangkan keluarga Kim, telepon genggam Jong Hyun berdering. Jong Hyun yang tadinya tersenyum lebar kini tampak seperti orang yang kebingungan dan terlihat benar-benar pucat. Setelah menutup teleponnya ia mulai berbicara dengan lembut pada kedua adiknya. Kini air mata memenuhi isi kamar So Hyun, Yoo Jung menangis dengan sangat keras, Jong Hyun hanya dapat memeluknya dengan erat. So Hyun masi terpaku di meja belajarnya, wajahnya memperlihatkan bahwa ia berpikir keras sambil menatap Yoo Jung. Ia berlari keluar kamar, ia menuju taman belakang rumah mereka dan dia mulai menangis.

“Kenapa appa dan eomma begitu jahat, kenapa kalian meninggalkan kami pada waktu seperti ini? Kenapa appa dan eomma tidak pamit dengan Yoo Jung? Kenapa appa tidak mendengar bujukanku untuk menunggu Yoo Jung keluar dari kamarku? Kenapa...”, isak So Hyun.

Kediaman keluarga Kim kini ramai dikunjungi keluarga dan rekan bisnis mereka. Ya, Tuan kim dan istrinya meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat. Pesawat yang akan menuju China kehilangan kendali diatas ketinggian yang cukup tinggi dan jatuh di perairan sekitar China. Tuan Kim dan nyonya Kim ditemukan sudah tidak dapat diselamatkan lagi. Semua orang yang datang memberikan ucapan belasungkawa kepada putra tertua keluarga Kim, mereka merasa prihatin melihat Yoo jung dan So Hyun yang hanya terpaku menatap foto kedua orang tuanya.

Di hari pemakaman Yoo Jung mendekati So Hyun, So Hyun terkejut ia melihat sosok ibunya di dalam raut wajah Yoo Jung, ia menangis dan menjauh dari saudara kembarnya itu. Tiba-tiba Jong Hyun mendekati So Hyun, So Hyun sangat terkejut karena ia juga melihat hal sama dengan yang dilihatnya pada raut wajah Yoo Jung di wajah oppanya, bedanya ia melihat sosok ayahnya. So Hyun menangis di bawah pohon yang tak jauh dari pemakaman orang tuanya, ia berpikir dengan keras.

“Appa, eomma, maafkan aku, jangan buat aku seperti ini, kenapa kalian harus muncul di wajahnya So Hyun dan oppa? Aku tau ini kesalahanku, aku yang membuat Yoo Jung tidak dapat bertemu dengan kalian untuk terakhir kalinya, maafkan aku, aku mohon”, isak So Hyun yang kin benar-benar tidak dapat mengendalikan dirinya.

Semenjak hari itu So Hyun tidak berbicara dengan kedua saudaranya, ia tidak sedih karena kepergian appa dan eommanya saja, ia juga merasa bersalah kepada Yoo Jung yang tidak dapat merasakan kehadiran terakhir kedua orang tuanya. So Hyun menghukum dirinya dengacara tidak berbicara kepada kedua saudaranyaitu. Ia tidak sanggup melihat sosok appa dan eommanya yang selalu hadir di wajah Yoo Jung dan Jong Hyun.

>> Jalanan Kota Seoul

“Penyihir kecil? Kau direktur perusahaan itu? Kau mengenalku kan? Kenapa kau masih memanggilku Oh Sehun-ssi? Ah, kau benar-benar keterlaluan So Hyun ah” , ucap Sehun yang kini terlihat merajuk.

“Aigoo, dari kecil kalian tidak pernah berhenti bertengkar, bukan saatnya menanyakan hal itu sekarang Sehun ah. So Hyun ah, apakah kau punya ban cadangan?”, tanya Luhan yang ingin menghentikan runtunan pertanyaan Sehun.

“Sepertinya ada di bagasi oppa”, kata So Hyun.

Luhan menge-check keberadaan ban cadangan itu, ia mengeluarkannya dari bagasi.

“Sehun ah, ganti bannya So Hyun sekarang”, perintah Luhan pada adiknya.

“Aku?”, tanya Sehun yang kini membulatkan matanya seperti Kyungsoo.

“Jangan banyak tanya, lakukan saja, ini sudah larut, kasihan So Hyun yang harus telat pulang kerumahnya”, jawab Luhan tanpa ekspresi.

Sehun merasa benar-benar kesal, setelah diperlakukan seperti seorang yang tidak dikenal oleh penyihir kecilnya itu, iya harus menggantikan ban penyihir kecilnya yang sebenarnya pura-pura tidak mengenalnya karena takut identitas kecilnya terungkap di perusahaan. So Hyun hanya tersenyum kecil melihat hal itu, kini ia memilih untuk berbincang dengan Luhan dan mengabaikan Sehun yang sibuk dengan ban mobilnya yang sambil mengumpat tidak jelas.

Setelah setengah jam berlalu Sehun selesai menyelesaikan pekerjaannya, ia menghampiri Hyungnya dan So Hyun.

“Aku sudah selesai, bisakah kita pulang sekarang Hyung?”, tanya Sehun.

“Baiklah, So Hyun ah, hati-hati dijalan ya, telepon oppa ketika kau sampai dirumah”, ucap Luhan yang tampak mengabaikan Sehun.

Luhan berjalan kemobilnya dan meninggalkan Sehun bersama So Hyun.

“Sebenarnya banyak hal yang ingin ku katakan, tapi ini sudah terlalu larut. Pulanglah sekarang, bersiap-siaplah untuk besok”, ucap Sehun dengan nada mengancam.

“Hati-hati dijalan Big Boss penyihir, Annyeong”, pamit Sehun menggunakan eye smile nya.

So Hyun terkejut dengan perkataan Sehun.

“Bagaimana ini? Karyawan tidak boleh mendengarkan cerita masa kecilku, image ku sebagai seorang direktur yang berkharisma bisa-bisa rusak kalau sampai Sehun oppa mengatakan hal-hal yang tidak baik tentangku”, batin So Hyun.

>> Rumah Keluarga Kim

So Hyun masuk kedalam rumahnya, di ruang tamu Yoo Jung dan Jong Hyun sedang berbincang. So Hyun mencoba mengalihkan pandangannya dari kedua orang itu, ia tidak berhasil karena Jong Hyun memanggilnya.

“So Hyun, duduk disini sebentar”, pinta Jong Hyun menunjuk sofa di sampingnya.

Mau tidak mau, So Hyun mengikuti permintaan oppa nya itu.

“Tadi Luhan oppa kalian yang tampan itu berkunjung ke rumah kita, ia mengundang kita bertiga untuk hadir di acara pernikahannya minggu depan”, ujar Jong Hyun.

“Luhan oppa akan menikah?”, tanya So Hyun yang kini tampak berantusias.

“Mm eonni, apa kau mau pergi bersamaku untuk mencari kado pernikahannya untuknya?”, tanya Yoo Jung yang berharap eonni nya juga akan berantusias seperti sebelumnya.

“Aku tidak bisa, kau saja yang pergi beli”, jawab So hyun dengan dingin.

Isi ruangan kini membatu mendengar jawaban So Hyun. So Hyun segera beranjak dari tempat duduknya.

“Oppa dan Yoo jung, kalian pergi saja duluan ke pesta itu nanti, aku akan menyusul kalian dari perusahaan”, tambah So Hyun sebelum jauh dari ruang tamu.

Yoo Jung tampak semakin sedih mendengar ucapan So Hyun. Yoo Jung mengira acara pernikahan oppa nya yang lain itu, akan menjadi awal baru antara ia dan eonninya, nyatanya tidak, So Hyun tetap menolak untuk dekat dengannya. Jong Hyun tersenyum pada Yoo Jung yang menunjuk kata-kata “Gwenchana” di raut wajahnya.

>>  Perusahaan Beautiful Black Pearl Advertisement

Selama beberapa hari So Hyun jarang keluar dari kantornya, ia malas bertemu dengan Sehun yang pasti akan memanggilnya dengan panggilan “penyihir kecil”, yang mengakibatkan akan ada rumor yang memberatkan dirinya dan Sehun. Ia lebih banyak berkomunikasi dengan para manajer divisi lewat telepon. Sehun merasa tidak enak dengan kondisi ini, dia merasa bersalah karena malam itu ia mengancam So Hyun. Maksudnya malam itu sebenarnya hanya bercanda, ternyata So Hyun menanggapinya dengan serius. Sehun pun berencana untuk menemui Sehun di kantornya.

Sehun berjalan menuju kantor So Hyun, mata bulat Kyungsoo mengikuti pergerakan itu, iya langsung menelpon So Hyun. Saat Sehun masuk keruangannya So Hyun tidak terkejut karena sudah mendengarnya dari Kyungsoo.

“So Hyun ah, kenapa kau bertingkah begitu kekanak-kanakan? Apa kau menganggap serius perkataanku malam itu?”, tanya Sehun setelah berada dalam ruangan So Hyun.

Di luar ruangan So Hyun Kyungsoo dan Bekhyun memasang kuping mereka di pintu ruangan tersebut.

“Malam itu? Malam apa? Apa yang dibicarakan Sehun pada penyihir itu?”, tanya Baekhyun dengan suara mendesis kepada Kyungsoo.

“Entahlah, aku juga tidak paham”, jawab Kyungsoo yang kini tampak memperlebar luas permukaan mutih di bola matanya.

“Kyungsoo ah, dimana bagian matamu yang hitam? Aku tidak dapat melihatnya sekarang”, goda Baekhyun yang membuat Kyungsoo menjitak kepalanya.
Sehun yang mendengar keributan di luar ruangan, langsung menggelengkan kepala. “Itu pasti dua manajer kesayangan mu yang suka bergosip”, kata Sehun.

Baekhyun dan Kyungsoo tiba-tiba mendengar keheningan dari ruangan itu dan memutuskan untuk kembali bekerja.

Dari dalam ruang So Hyun, Sehun mulai berbicara lagi, kali ini dengan lebih berhati-hati.

“Oppa, aku hanya malas keluar ruangan, aku tidak ingin tampak canggung dang bersikap tidak sopan padamu nanti”, ucap So Hyun sebelum Sehun mulai berbicara.

“Aku tidak ingin karyawan tau kalau kau adalah oppa ku, itu pasti akan merepotkanmu”, tambah So Hyun.

“Ya ampun, So Hyun ah, aku tidak akan repot, aku sangat senang bisa menjadi oppa beautiful big boss yang paling disegani di kantor ini”, ujar Sehun.

Perkataan Sehun itu membuat So Hyun tersenyum.

“Baiklah, kalau begitu keinginanmu, aku akan mencoba agar mereka tidak mengetahui siapa aku sebenarnya. Tapi kau harus pergi ke acara pernikahan Luhan Hyung denganku nanti malam, bagaimana?”, tawar Sehun.

“Tapi...”

“Ayolah, permintaanku tidak sulitkan?”, bujuk Sehun lagi.

“Baiklah oppa”, jawab So Hyun setuju.

Sehun benar-benar senang denga jawaban So Hyun, dia tidak tau dia senang karena dia akan pergi dengan So Hyun atau karena ia berhasil menjalankan tugas yang diperintahkan oleh Hyungnya. Malam setelah Luhan dan Sehun bertemu dengan So Hyun, Luhan menceritakan kondisi keluarga Kim sekarang. Luhan meminta Sehun untuk menasehati So Hyun, karena dari kecil So Hyun selalu patuh dengan Sehun. Sehun pun mencari ide bagaimana cara menyampaikan nasehatnya, selama seminggu ia tidak bertemu So Hyunkarena So Hyun tidak pernah keluar dari ruangan kantornya, ia benar-benar furstasi namun akhirnya ia berhasil.

Setelah jam pulang kerja, Sehun menunggu So Hyun di depan kantor. Baekhyun dan Kyungsoo tampak curiga dengan gelagat Sehun. Mereka berdua memutuskan untuk memata-matai Sehun dari kedai kue ikan yang ada di seberang perusahaan. Tiba-tiba So Hyun keluar dari kantor kemudian melambaikan tangannya pada Sehun. Kyungsoo membulatkan matanya sedangkan Baekhyun tersedak air minum setelah melihat adegan itu. So Hyun masuk kedalam mobil Sehun dan mereka meninggalkan kantor bersama. Hal ini benar-benar mengejutkan Kyungsoo dan Baekhyun.

“Pupus sudah harapanku memperistri seorang direktur, namja dengan eye smile yang mematikan itu telah merebutnya dari ku”, ujar Baekhyun yang tampak lemah.

“Apa? Selama ini kau menyukai Big Boss?? Hahaha, benar-benar tidak tau malu.. hahahaha”, ujar Kyungsoo yang kini menghina teman sekantornya itu.
Baekhyun hanya memberikan detah glarenya pada Kyungsoo.

“Tapi aku penasaran, bagaimana bisa Sehun menaklukakan Big Boss”, lanjut Kyungsoo tanpa memperdulikan tatapan Baekhyun.

>> Pesta Pernikahan Oh Luhan dan Son Naeun *Author dilemparin batu sama Ta-Eun shippers*

Pesta pernikahan itu diadakan di sebuah taman yang ada di kota Seoul. Taman sederhana yang biasanya menjadi tempat keluarga berkumpul itu, kini disulap menjadi sebuah tempat yang bernunsa putih ala cerita dongeng anak perempuan yang benar-benar tampak menawan. Di pintu masuk pesta dipajang foto Luhan dan Son Naeun dengan ukuran ½ x 1 meter. Meja-meja tamu disusun secara beraturan, berbagai hidangan tersaji di meja hidangan yang mengelilingi meja tamu. Di tengah-tengah susunan meja tamu dipasang sebuag altar yang di atas kini telah duduk sepasang suami istri yang terlihat sangat serasi satu sama lain. Jong Hyun dan Yoo Jung telah sampai di taman itu, Yoo Jung tampak takjub dengan dekorasi cantik pesta pernikahan itu, ia hanya dapat tersenyum setelah mendapati sosok Luhan yang melambaikan tangan kepadanya. Jong yun dan Yoo Jung berjalan menuju altar untuk memberi salam dan selamat.

“Oppa, cukkae”, ucap Yoo Jung yang kini memeluk Luhan.

“Yoo Jung ah, jangan peluk Luhan terlau erat, nanti Naeun eonni bisa marah”, ujar Jong Hyun sambil tertawa.

Mereka berempat berbincang denga bahagia, Yoo Jung tidak lupa mengucapkan selamat kepada Naeun. Dari kejauhan tampak Sehun dan So Hyun yang kini berjalan menuju altar. Luhan tersenyum, kemudian mengedipkan matanya pada Jong Hyun.

“Akhirnya yang kita tunggu-tunggu datang juga”, ujar Luhan.

“Ya, mengapa kau tampak begitu tampan Hyung?”, ucap Sehun pada Luhan saat sampai di altar.

“Wah kau putri kecil kau benar-benar cantik sekarang, aku sudah tau hal ini akan terjadi, tapi aku lebih terkejut melihat transformasi penyihir kecil, aku kira wajahnya akan lebih galak dari waktu kecil ternyata iya jadi Beautiful Big Boss di kantor..hahaha”, lanjut Sehun yang diikuti tawa dari semua yang ada di altar.

So Hyun hanya tersenyum, ia mengucapkan selamat kepada Luhan, lalu pergi untuk mengambil makanan. Sebenarnya itu ia lakukan untukmenghindar dari Jong Hyun dan Yoo Jung yang kini tampak berbahagia, ia tidak ingin membuat suasana menjadi tidak menyenangkan. Sehun menangkap sinyal untuk segera membujuk So Hyun agar mau kembali berbicara dengan kedua saudaranya, dia berjalan menuju ke meja tempat So Hyun menikmati makanannya.

“Kenapa Oppa kesini?”, tanya So Hyun.

“So Hyun ah, aku sudah tau tentang perilakumu selama enam tahun ini kepada kedua saudaramu”, jawab Sehun yang tidak menjawab pertanyaan dari So Hyun

“Kenapa kau begitu tega pada mereka, apalagi pada Yoo Jung, ia sangat menyayangimu So Hyun ah”, tambah Sehun.

So Hyun menghela nafasnya panjang, kemudian berbicara, “Aku merasa sangat bersalah oppa...”, ia bercerita tentang hari sebelum ayah dan ibunya meninggal.

Sehun mendengarkan seluruh bagian dari kenangan So Hyun yang kini merubah wajahnya menjadi sangat serius. Ia kini merasakan bagian kecil dari kesedihan So Hyun dan mendengarkan betapa lembutnya hari penyihir kecilnya itu. So Hyun yang kini menitikkan air mata berusaha tampak tegar di depan Sehun, sambil meneruskan ceritanya.

“So Hyun ah, kau ingat 10 tahun yang lalu saat aku bertengkar dengan Luhan Hyung?”

So Hyun mengangguk.

“Saat itu aku sangat marah dengan Luhan Hyung, ia memaksaku untuk ikut bersamanya ke China dan tinggal bersama ibu yang telah meninggalkan kami saat kami kecil. Aku sangat merasa bersalah kepada ayah karena aku dsudah berjanji tidak akan bertemu dengan ibu yang membiarkan ayah sendirian membesarkan kami”.

“Tapi Luhan Hyung bilang hal ini kepadaku, ‘Sehun kau tidak akan bisa membahagiakan seseorang hanya dengan kejahatanmu terhadap orang lainnya lagi’. Aku tersadar akan apa yang aku lakukan selama ini salah, membenci hanya karena aku sayang dengan ayahku, itu tidak adil untuk seorang ibu yang telah melahirkanku”

“Hal ini sama seperti yang sekarang kau lakukan, kau tidak berbicara kepada saudara-saudaramu, bersikap dingin kepada mereka, mengacuhkan mereka, karena kau merasa bersalah kepada mereka. Itu tidak akan memperbaiki situasimu So Hyun ah, itu hanya akan menyakiti dirimu dan hati saudara-saudaramu”

“Sekarang cobalah lapangkan hatimu, ceritakan pada mereka mengapa kau berbuat seperti itu dulu. Dan maukah kau berjanji untuk berbicara dengan Yoo Jung mulai malam ini ?” pinta Sehun mengakhiri nasehatnya.

So Hyun mengangguk dan memberikan senyuman yang berarti ucapan terima kasih yang begitu besar kepada sehun.

“Sehun ah, kenapa kau masih disini? Cepat naik ke altar, semua anggota keluarga kita sudah menunggu”, ajak seorang wanita paruh baya pada Sehun.

“Ne eomma. Eomma, ini Kim So Hyun salah satu ptri kembar keluarga Kim, keluarga sahabat ayah dan Luhan hyung”, ucap Sehun memperkenalkan So Hyun.

“Banggapsimida Geommoni”, sapa So Hyun.

“Sesange, aah neomu yeoppotta. So Hyun ah, kau tau? Sehun sangat sering menceritakanmu, saat ia tinggal di China yang dia rindukan di Korea itu adalah penyihir kecilnya yang cantik.Bibi benar-benar penasaran bagaimana rupa penyihir kecil yang Sehun sayangi itu”, ujar Ibu Sehun yang membuat wajah Sehun memerah.

So Hyun tersenyum lebar saat mendengarkan itu.

“Ah, eomma...”, ucap Sehun yang kini tampak canggung.

Sebelum ibunya mengucapkan kata-kata yang akan lebih membuatnya lebih canggung dihadapan So Hyun, ia menarik keduanya menuju ke Altar. Di altar sudah ada Jong Hyun dan Yoo Jung. Pertama-tama foto keluarga Oh sendiri, hanya ada pengantin, ibu Sehun dan Sehun dalam foto itu. Kemudian dilanjutkan foto dengan keluarga Kim, Yoo Jung mengambil posisi diantara Jong Hyun dan Luhan, sedangkan So Hyun memilih foto diantara Naeun dan Sehun.

“Kenapa kau berdiri disini?”, bisik Sehun.

“Tenang, aku akan mengendalikan situasi ini oppa. Kau harus ingat kalau aku seorang direktur yang dapat mengendalikan semua hal”, jelas So Hyun.

Setelah foto dengan formasi tersebut selesai, So Hyun mendorong Sehun ke arah Jong Hyun, kemudian menarik tangan Yoo Jung untuk berdiri disampingnya sekarang. Langkah Yoo Jung terhenti ia tidak paham dengan sikap saudara kembarnya yang sudah enam tahun tidak berbicara dengannya itu, kenapa tiba-tiba ia menarik tangannya.

“Yoo Jung ah, ayo kita berfoto dengan formasi semua wanita dibagian pengantin wanita dan yang pria dibagian pengantin pria”, ujar So Hyun yang mengejut Jong Hyun dan Luhan, sedangkan Sehun hanya tertawa kecil.

“Tapi eonni..”

“Ah palli, aku masih ingin makan makanan disini, kita harus segera menyelesaikan foto keluarga ini”, rengek So Hyun pada saudara kembarnya itu.

Yoo Jung berjalan ke arah So Hyun dan tersenyum lebar. Senyuman itu kini disambut oleh pelukan hangat So Hyun yang tidak pernah ia berikannya untuk Yoo Jung selama enam tahun belakangan. So Hyun merangkul Yoo Jung dan Jong Hyun lagi-lagi tidak mampu berkata-kata. Luhan tersenyum kepada Sehun, Sehun membalas senyuman kakaknya itu dengan wink nya yang menawan.

“Aku tau hatimu itu lebih lembut dari untaian kapas So Hyun ah”, batin Sehun yang kini tersenyum pada So Hyun.

*

*

*

*

(END)