Minggu, 23 November 2014

About Friend


Sebenarnya membangun sebuah persahabatan itu tidak serumit yang kita pikirkan. Hanya saja terlalu banyak bentuk kata sarkartis dalam setiap perkataan yang membuat kita merasa "She/He is a bad guy". Seharusnya kata-kata sarkartis itu tidak perlu dilontarkan, tapi terlontarkan begitu saja, hingga akhirnya menjadi pembatas antara kita dan orang lain.

Persahabatan itu simple, kita hanya butuh satu orang atau lebih yang mampu mendengarkan nyanyian hati kita dan mampu mengingatkan kita mengenai keangkuhan kita. Begitu pula diri kita sendiri, jangan menutup diri pada dunia, karena dunia tidak sejahat yang kita pikirkan. 

Sabtu, 01 November 2014

Mahasiswa Stadium Akhir!!



Hai! Assalamu’alaikum! Annyeong!

Kerasa udah lama sekali ga nulis isi hati /elah/ di sini. Do you miss me Blog? /hening/. Oke kalau boleh jujur hal itu terjadi karena penyakit malas akut yang sedang aku derita semester ini. Ntah angin mana yang sudah menyebarkan virus malas dan membuat badan serta pikiran yang rentan akan kelabilan ini mengidap penyakit malas yang tiada hentinya *bahasa Indonesianya ga jelas sekali!*

Padahal ni ya, pas liburan kemarin sempat nulis tekad di selembar kertas yang isinya perjanjian buat rajin di semester ini masih kepampang gede-gede di dinding kamar tercinta. Well, itu cuma tulisan yang terpampang di dinding tapi ga ngena di hati mas! Aku mulai was-was dengan keadaan kayak gini, karena penyakit malas akut akan berlanjut dan bertambah parah jika tidak segera diobati. Nah pada tau ga obatnya apa? Aku juga tau -___-

Tulisan ini dengan malas aku pikirkan untuk melatih pikiranku yang mulai lemah dalam merangkai kata, karena dalam dua bulan ini hanya sedikit buku yang aku baca. Aku baru sadar akan efek membaca terhadap munculnya ide untuk menulis itu benar-benar besar! Back to The Judul, “Mahasiswa Stadium Akhir”. Berasa ngeri waktu milih judul itu buat tulisan ini sebenranya, seakan-akan aku tu anak penyakitan yang hampir *sensor*. Tapi kalau ditelaah dari isi tulisannya, kondisinya ya mirip dengan orang yang sedang mengidap penyakit mengerikan stadium akhir.

Yeah, akhirnya nyampe di bagian ini. September menjadi bulan dimana para mahasiswa tingkat 7 di kampusku merasakan segala kekhawatiran mendalam dari dasar lubuk hatinya /hahaha/. Segala permasalahan muncul tiba-tiba tanpa henti, mulai dari hal ‘cukup-cukupin’ sks buat lulus yang kemudian berefek dengan bentroknya jadwal kuliah, adalagi peringatan dari dosen wali buat mikirin judul tugas akhir (Name Stage: TA), jadwal kuliah yang dibuat seenaknya sehingga menguras tenaga mahasiswa dan masih banyak lagi yang ga bisa aku sebutin satu-satu.

Kita mulai dari cukup-cukupin SKS,

Well, sebagai orang berpendidikan ga seharusnya kita mikir kalau ngambil mata kuliah yang ga ada hubungannya sama TA itu ga penting. Sebenarnya setiap mata kuliah dapat memberikan ilmu yang mungkin akan kita pakai di kehidupan pekerjaan kita kelak. Tapi aku ga bisa bohong, di sini aku merasa sedikit terpaksa untuk mengambil mata kuliah yang seharusnya ga perlu untuk diambil, demi mencukupi SKS agar semester depan aku ga terbebani dengan mata kuliah apapun lagi aku ngambil semua mata kuliah aneh yang buat pusing dan sakit hati.

Dibalik semua penderitaan cukup-cukupin SKS aku pun hanya dapat berdoa, “Ya Allah, mata kuliah ini aku ambil untuk menambah ilmu yang telah engkau serakkan di atas bumi ini, tolong lancarkan prosesnya dan aku serahkan hasilnya pada-Mu..amiin”.

Ide TA dan masih ada hari esok

Ini hal paling mengerikan bagi mahasiswa! Apalagi kalau tipe mahasiswanya itu kayak aku, yang selalu berprinsip ‘masih ada hari esok’. Bahaya sekali frase satu ini sebenarnya, kalau aku tau siapa yang pertama kali mengatakan hal itu, mungkin aku akan tanya kenapa bapak atau ibu itu tega meracuni generasi selanjutnya untuk melalaikan tugas-tugasnya /alasan si ami hebat kali, demang dasarnya malas/. Cukup membahas frase yang mengerikan itu oke. Masalah ide TA, mencari ide itu ga mudah dan ga mungkin didapat kalau ga sering singgah ke perpus atau ke situs-situs jurnal ilmiah /bukan situs berita korea ya –catet/.

Waktu kamu mikirin ide TA, kamu juga harus cari tau apakah ide kamu itu layak atau enggak. Terus, beraniin diri kamu buat -melamar- dosen pembimbing yang rela dengarin curahan hati dan segala kebingungan kamu tentang TA. Ditambah lagi kamu harus mencari penelitian sebelumnya, supaya ada bukti bahwa ide kamu itu ga dibuat-buat. Tapi jangan salah, kamu juga ga boleh buat penelitian yang mirip-mirip dengan penelitian sebelumnya /nah loh/. Ribet banget kan TA itu?? T_T

Cukup dua hal ini aja kali ya yang aku kupas, yang lain susah untuk dijelasin karena banyak berhubungan dengan pengaruh orang lain.

Menjadi mahasiswa tahun terakhir itu rasanya complicated /hahaha/. Kamu pernah ngerasa kan pengen keluar dari suatu tempat yang terkunci, terus kamu tau kuncinya dimana, tapi kamu pura-pura ga tau kuncinya dimana, terus kamu galau karena ga bisa keluar. Sama kejadiannya dengan jadi mahasiswa stadium akhir, kamu pengen banget jadi sarjana, kamu juga tau kalau mau jadi sarjana mesti menyelesaikan TA dan rajin-rajin belajar, tapi kamu pura-pura ga tau terus bilang “Masih ada hari esok”, terus kamu galau sendiri liat ketiadaan progres dari TA kamu.

Jadi mahasiswa stadium akhir itu, selalu merasa sensitif ketika ditanyain kapan seminar proposal, kapan seminar hasil dan kapan wisuda? Rasanya itu...anda pasti tau. Paling sensi juga waktu dengar teman seangkatan ngomong, “Eh aku susah kali dapat data untuk TA” atau, “Aku bingung sama judul aku, apa ya yang mesti aku tambahin” dan lain-lain.

Jadi mahasiswa stadium akhir itu serba salah. Mau rajin belajar plus aktif di lain hal, tapi fisik ga mendukung, ujung-ujungnya banyak hal yang terbengkalai.

Cuma itu kali ini yang bisa aku bagikan~ tulisan ini aku akhiri dengan sepenggal lirik lagu WINNER – Go Up dan Team B – Climax, yang semoga bisa jadi mood booster buat diri sendiri :)

Throw all your worries to the sky, blow up
You have us, get up
Take each other’s hands and put them up, hands up
We will win over it all
(Go Up – Team A WINNER)

Tonigt, throw it away
At the end of this moment of running
No limit go n touch the sky
(Climax – Team B)

#Keonaran telah dilaksanakan#

Rabu, 24 September 2014

Selasa, 02 September 2014

Pity The Living

cr pict : google gambar

"Do not pity the dead, Harry. 
Pity the living. 
And above all, pity those that live without love",
Dumbledore ~
- J.K. Rowling, Harry Potter and The Deathly Hallows -

Senin, 18 Agustus 2014

New Just Another Notes on Wordpress

Hai.
Mulai sekarang, aku mulai nulis di wordpress juga, bagi 'teman-teman' yang sering berkunjung bisa berkunjung juga ke wordpress juga /yeay/.

Ini alamatnya http://openthenotes.wordpress.com/ ~

#Keonaran telah terlaksana#

Senin, 11 Agustus 2014

Empty dan Color Ring ~

Hai...I can't explain anything...just watch how awesome they are ~

*Click the link Empty and Color Ring*






Tracklist


Sumber : YG-Life Official Blog

Rabu, 06 Agustus 2014

Mutiara Kecil dari Orizuka


Gambar : Google

"Oke, jadi aku cuma satu dari sekian juta kupu-kupu bego 
yang sempat tertarik untuk menclok di bunga mawar karena harumnya menggoda, 
tanpa mengetahui kalau di balik kelopaknya, 
sudah ada kupu-kupu cantik yang sedang tertidur panjang"

Penasaran ga sama kutipannya?? Well, silakan beli sendiri bukunya. /ketawabidadari/


Jumat, 18 Juli 2014

Smile Again dan Nostalgia Semester Tiga ~


Gambar : Google Gambar


Assalamualaikum, Annyeong, Hai !!

Postingan ini sebenarnya ditulis gegara bentar lagi WINNER debut. Iya DEBUT. Nih aku capslock-in DEBUT. Setelah berbulan-bulan nunggu, search sana-sini, stalkingin blog YG-Life, akhirnya teman-teman : mereka bakal debut secara resmi pada 1 Agustus yang akan datang. Terimakasih YGE.

Oke, postingan ini akan ngebahas tentang lagu mereka yang bawa hoki di 2nd battle WIN-YG. Gegara lagu ini, mereka akhirnya ngerasain yang namanya menang dari Team B, saingan berat mereka yang lebih muda dan lebih fresh.

Oke aku mulai dari segi lirik lagunya yang nyess nyampe ke hati, dimana waktu itu aku lagi berada dijaman dimana bunga-bunga C suka nyelip di KHS. Lebih tepatnya ini adalah masa-masa nilai C jatuh cinta dengan KHS saya dan mereka tidak ingin berpisah satu sama lain saat itu.

The eyes get watery, the water is running
Forming on both cheeks, oh

Ini  lirik maksudnya pas ngeliat nilai Metode Diskrit yang punya name stage ‘Medis’, hati ini langsung bilang ‘tuh kan bener pasti gini hasilnya’. Di kampus sih biasa aja, sok tabah, sok ketawa-ketawa, ngehibur orang-orang yang lain. Tapi nyatanya apa?? Hati ini mulai lelah bunda TT_TT

Pulang ke rumah, muka kusut, narok kunci motor asal-asalan, terus duduk di sofa, dan mandangin tipi dengan tatapan kosong.

Terus tiba-tiba bundadari nyamperin dari arah dapur, “kenapa nak?”

Diem, 1, 2 3, pipi tembem mulai merah, mata mendung, cairan hangat meleleh tiba-tiba, “Ami dapat C lagi ndaaa, padahal ami maunya semester ini ga ada C lagi”, nutupin mukak.

“Udah ga apa-apa, ami bilang semester ini susah kan pelajarannya? Semester depan berjuang lagi”, bundadari berusaha nenangin Lala(?).

It plops, It spreads in black
Today, you are crying again

Besoknya, aku belom kapok juga datang ke kampus karena penasaran sama nilai lainnya. Aku markir motor di bawah pohon gedenya MIPA, jalan kaki menuju mading, liat kanan-kiri siapa tau nemuin wajah yang dikenal, tapi ga berhasil. Akhirnya mata ini menatap mading tempat nilai kemaren ditempel. JEDER. Nilai Aljabar Linier Elementer. Cari NIM. Nemuin NIM. Menjelajahi. Ketemu nilai. Ada tanda + yang melambai-lambai cantik di depan huruf C.

‘Ya Allah, kenapa dia lagi. Aku jenuh memandang sosok huruf itu’, pipi tembem merah lagi, tapi pas mata mau mendung ada orang yang nepok bahu aku dari belakang.

“Nilai apa tu?”

“Alin”

“Alhamdulillah, ke dapat apa?”

“Liat aja NIMnya, **”

“Oh ga papa, masih ada yang lebih ga bagus”

Diem, pura-pura ga dengar

I soothe you again and again saying ‘Don’t cry’
But you still weep without making a noise

Pulang ke rumah kejadiannya sama kayak kemaren, diem, nangis, terus dihibur bundadari lagi. Terus, hati ini udah mulai ikhlas dengan kehadiran huruf itu.

‘Iya, aku emang kurang fokus semester ini, semester depan pokonya harus lebih fokus. Janji deh, semester ga bakal banyak huruf-huruf kurang cantinya di KHS.

Berusaha move on dari nilai-nilai yang menghantui mimpi-mimpi indah, akhirnya aku memutus ikut acara ngumpul bareng anak SMA. Nyampe rumah si Kai, ketemu nenek Ann, ketemu adik kecil dan banyak lagi. Ketawa-ketawa, maen UNO, copy drama korea dan ngemilin kue lebarannya Kai.

TRING. Nada pesan masuk dari xperia mini X10. Buka kunci, klik pesan.

From : Choi Ji In
To : Ami Nam
- Mii, nilai Geometri bisa diliat di grup ya –

Minjem laptop + modem Kai. Buka efbe. Buka grup. Perbesar foto yang baru aja diupload 5 menit yang lalu. Nyari NIM. Itu huruf ga ada + nya, tapi kok rasanya ada yang nyaka-nyakar di jantung ini. Kesimpulannya nilai Geometri = nilai Medis.

Itu di rumah orang dan aku ga boleh nangis. Ya si Ami itu kuat.

What hurt you so much that you’re hurting like this?
I want to restore it, Your smile is like heaven

Lirik ini kayak bilang, ngapain sih dipikirin, kan udah berlalu, semester depan tuh pangkas semua nilai kurang ‘cantik’. Udah jangan mewek lagi, bentar lagi kan liburan ~

Because of the burden above your head, your face is clouded
Give water to your wilting laugh-flower
Instead of crying, show your warm smile
Don’t hide it behind the curtain, show off your teeth
Because there’s darkness in front your light, smile

Setelah semester ini, ini muka ga ada bahagia-bahagianya, nonton tipi ditekuk, pigi jalan-jalan dikusutin dan berbagai ekspresi jelek lainnya diberbagai macam kondisi. Tapi keingat lagi sama janji sebelumnya buat berusaha di semester yang akan datang. Akhirnya aku memutuskan menghabiskan liburan yang tidak seberapa itu untuk ngotak ngatik tipi dan apa yanga temukan? Banyak sekali hal menarik. Mulai dari serial walking dead, how i met your mother, dan program WIN YG. Nonton perjalanan traineenya YG dan ngerasa kalo aku juga ngerasain kayak apa yang mereka rasain. [mereka-case] kalo ga menang teamnya bakal dipecah dan ga bakal debut dalam waktu dekat. [aku-case] kalo ga perbaikin nilai-nilai dengan giat di semester depan maka bersiaplah untuk telat dapat gelar sarjana.

Open that closed door and smile again
Now, get out of that room, Smile Again
Like a brilliant sunshine eh eh eh eh
eh eh eh eh
Break the frame that you were locked in and Smile Again
Now take my hand and run with me, Smile Again
Warmly like the old days eh eh eh eh
eh eh eh eh

Nah ini dia lirik yang paling buat jantung ini ngebeat. Yeah buka pikiranmu Mi, udah jalanin aja dengan santai. Jangan dipikirin yang udah-udah, apalagi ini liburan, kenapa harus mikirin nilai-nilai yang bikin mendung? Terus keingat kata-kata ini ‘Wahai masalah besar, aku punya Allah yang Maha Besar’. Terimakasih Allah, terimakasih ayah bunda, terimakasih WIN YGE dan terimakasi TV kabel!!

Itulah awal dari segalanya, semangat buat ngelanjutin kuliah datang lagi, dengan berbagai janji yang aku ucapin dalam hati. Pagi udah cerah lagi. Siang udah terik lagi. Malam udah sejuk lagi /emangselamainigagitu?/

Ini lirik selanjutnya, isinya kata-kata positif semua. Team ini emang beda dari team satunya, karena Team A sering kalah, jadi mereka lebih suka buat lagu dengan lirik-lirik yang mampu membakar semangat mereka dan itu sangat memotivasi banyak orang. Standing Applause buat WINNER.

When the light gradually strays away from me
The success and failure that have become clear
Don’t feel small when you make a wish
When the stars in the night sky drop down
I want to recover your composed smile
Let’s get up again like a see-saw
Like a flower that hasn’t bloomed yet
It won’t lose against the fierce wind, Your name is win

I soothe you again and again saying ‘Please smile’
But you only look at the sky blankly
What took your smile?
I want to restore it, Your smile is like heaven

Open the door that was close and Smile Again
Now, get out of that room, Smile Again
Like a brilliant sunshine eh eh eh eh
eh eh eh eh
Break the frame that you were locked in and Smile Again
Now take my hand and run with me, Smile Again
Warmly like the old days eh eh eh eh
eh eh eh eh

Now I don’t even remember your smiling face
It seems like the smile on my face is also disappearing

Smile Again, It’s okay if your eyes are closed for a moment
Smile Again, So that the corner of your mouth is lifted
Smile Again, Burst into laughter
Smile Again, I will be at your side

Open the door that was close and Smile Again
Now, get out of that room, Smile Again
Like a brilliant sunshine eh eh eh eh
eh eh eh eh (Everybody relax and smile)

I will laugh like crazy until you laugh like me
I will never stop, your smile is shining
I will jump around like crazy, until you get up together with me
And shout until you’re happy, Yeah

Happy debut urii WINNER !!

#Keonaran telah dilaksanakan#

Sabtu, 14 Juni 2014

14 Juni 2014

Wawancara
Siapa kamu?
Underwriting Bonding?
Polis jaminan
Asuransi
Aktuaris
Organisasi
Aceh
Medan
Padang
Pontianak
Bandung
Kawah putih
kehidupan disana?
Jakarta
Biaya hidup?
Integritas tinggi?
Sesuai target yang bagaimana?
Perluas lagi wawasannya ~

Terimakasih

Gambar : Great Fun English Facebook

#Keonaran telah dilaksanakan#

Selasa, 27 Mei 2014

FF : Responsibility? [Oneshoot]


"Mereka yang dekat datang begitu saja, mereka tidak pernah memberitahumu untuk memperhatikan mereka.
Apa kau bisa melihat mereka? Tidak, kau jarang memerhatikan mereka."

Tag :
Kang Min Hyuk [CNBLUE]
Kim Yeon Woo [OC]
Nam Haerin [OC]
Lee Jungshin [CNBLUE]
Nam Taehyun [WINNER]

Little Notes :
Author kembali menulis Fan Fiction!!
Kali ini Fan Fictionnya berasal dari request juga. Karena, percuma kalau nulis FF dari ide sendiri tapi kagak ada yang baca *curhat dia*
Selamat membaca tulisan absurd ini, don't worry be happy with typo ~

>> Aku dan dia

“Kita bertemu setelah pelajaran terakhir di lapangan Quiditch ya!”, teriak seorang yeoja di atas sapu terbangnya.

“Arraseo arraseo Haerin ah”, jawab yeoja lainnya yang tampak menuju ke ruang bawah tanah.

“Annyeong Yeon Woo yah”, lambai yeoja yang bernama Haerin.

Yeon Woo hanya membalas lambaiannya sambil berbalik menuju arah ruang bawah tanah.

Kim Yeon Woo adalah siswa sekolah sihir terkenal di dunia, Hogwarts. Ia adalah siswa yang berprestasi dalam banyak hal, tapi ia lebih tertarik terhadap ilmu ramuan. Semua mata pelajaran yang berbau ramuan pasti tertera dalam daftar mata pelajaran pilihan di KHSnya.

Yeon Woo sudah berteman dengan Nam Haerin atau Haerin sejak hari pertama mereka mulai sekolah di Hogwarts. Kini keduanya telah sampai di tingkat kelima pendidikan sihir Hogwarts.

>> Kelas Ramuan Mematikan

Yeon Woo terus berjalan meninggalkan cahaya matahari, semakin jauh ia berjalan semakin kental bau lembab dari ruang bawah tanah ini tercium. Bau ini adalah bau favorit Yeon Woo, menurutnya ia seperti menyatu dengan bumi ketika mencium bau ini. Tapi, bagi Haerin, bau lembab ini membuat perutnya mual. Mereka berdua memang diciptakan dengan elemen yang berbeda.

Setelah sampai di ruang kelas, Yeon Woo ternyata adalah siswa pertama yang berada dalam kelas, ia pun berinisiatif untuk membaca buku ramuannya dan duduk di bangku yang dekat dengan meja profesor. Tiba-tiba seseorang memasuki kelas, Yeon Woo menoleh ke arah pintu, dia Kang Min Hyuk, senior Yeon Woo. Min Hyuk adalah asisten kelas ramuan mematikan, ia sering menggantikan Profesor Cho Kyuhyun saat beliau sibuk.

‘Hari ini pasti dia yang mengajar’, batin Yeon Woo dengan ekspresi yang kelihatan kecewa.

“Yak!! Kau tidak melihat aku datang? Bukankah seharusnya kau menyapaku?”, cetus Min Hyuk pada Yeon Woo.

“Annyeonghaseyo sunbaenim”, ujar Yeon Woo sambil berdiri dan membungkukkan badan.
Min Hyuk hanya menyunggingkan senyumpuasnya.

Yeon Woo lagi-lagi membatin, ‘Andai saja kau bukan asisten profesor’.

Yeon Woo memang tidak terlalu suka dengan sunbaenya ini, menurutnya sunbaenya ini adalah orang sok tampan yang suka memberi perhatian berlebih pada gadis-gadis  Hogwarts. Kalau Haerin memintanya untuk jujur mengenai Min Hyuk itu tampan atau tidak, Yeon Woo tidak bisa berbohong, Min Hyuk memang tampan menurut Yeon Woo. Tapi, untuk menyukainya, maaf saja, Yeon Woo tidak mungkin melakukan itu.

“Bagaimana penelitianmu tentang ramuan penyembuh memar dalam lima detik?”, tanya Min Hyuk yang kini sudah duduk di bangku sebelah Yeon Woo.

“Biasa saja, aku dan Haerin belum mencari data lebih lanjut untuk mengerjakannya. Haerin sangat sibuk dengan pelatihan anggota baru Quitditch”, jawab Yeon Woo datar.

“Hmm, Haerin memang sangat sibuk belakangan ini. Dia bahkan sering tidak masuk kelas ramuan tingkat lanjut”, tanggap Min Hyuk.

“Apa? Dia membolos di kelas ramuan tingkat lanjut?”, tanya Yeon Woo kaget.

Wajar saja ia kaget, ramuan lanjut adalah mata pelajaran wajib yang harus ditamatkan oleh siswa Hogwarts.

“Tenang Yeon Woo yah, dia itu bisa, hanya saja terlalu banyak bermain-main”, ujar Min Hyuk sambil tersenyum.

‘Sial, lagi-lagi dia berhasil memancingku untuk menanggapi perkataannya secara serius’, batin Yeon Woo.

Beberapa siswa perempuan masuk ke dalam kelas, mereka segera menuju tempat duduk Min Hyuk, dan bertanya mengenai tugas dari kelas ramuan lanjut.

“Oppa, aku masih bingung bagaimana cara membedakan kebocoran panci perunggu dengan panci besi. Bahaya antara keduanya sungguh sulit dideteksi.”, tanya yeoja itu.

Nah ini dia maksud Yeon Woo, kharisma Min Hyuk itu terlalu berlebihan, dua yeoja itu adalah siswa seangkatan Yeon Woo tapi berbeda asrama, daripada bertanya pada teman sendiri mereka lebih suka bertanya pada si 'sunbae' sok tampan.

“Aku rasa Yeon Woo bisa menjelaskannya untuk kalian”, ujar Min Hyuk.

Ucapan Min Hyuk ini menyebabkan kedua yeoja itu merengut. Yeon Woo hanya tersenyum tipis.

Seperti perkiraan Yeon Woo, dua yeoja itu sama sekali tidak menanyakan apapun padanya. Ya, mereka hanya ingin diperhatikan Min Hyuk.

Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya kelas ramuan membahayakan ini dimulai. Min Hyuk menjelaskan beberapa jenis tanaman tersembunyi yang sulit untuk ditemukan, padahal khasiat tanaman itu sangat besar untuk ramuan-ramuan mematikan.

Yeon Woo sadar, Min Hyuk adalah senior yang cerdas, hanya saja kharismanya itu yang membuat Yeon Woo tidak suka. Ia itu ibarat Cassanovanya Hogwarts, dan ia juga sering memberi harapan pada gadis-gadis.

Kelas ramuan mematikan berakhir, Min Hyuk lagi-lagi menghampiri Yeon Woo, ia memberikan Yeon Woo sebuah buku ramuan edisi terbaru.

“Ini buku edisi terbaru yang aku pinjam di perpustakaan, kau bisa membacanya bersama Haerin jika kalian punya waktu, ini bisa membantu penelitian kalian”, ucapnya lagi-lagi sambil tersenyum.

“O, gamsahamnida sunbaenim”, ujar Yeon Woo sambil berlalu menuju lorong bawah.

>> Lapangan Quitditch

Yeon Woo memandang sekeliling, mencari sosok tengil yang ingin ia omeli. Sosok itu belum tampak, akhirnya ia memilih duduk di bangku penonton lapangan itu. Yeon membuka buka pinjaman Min Hyuk tadi, saat ia mulai membaca, Haerin datang dan melambai dari atas sapunya.

“Kim Yeon Woo!! Maaf aku telat, tadi aku baru saja mendapat bimbingan langsung ilmu transfigurasi mengerikan dari Profesor G-Dragon”, teriaknya.
Haerin turun dari sapunya dan duduk di samping Yeon Woo. Iya memamerkan sebuah kalajenking kecil yang melingkar di tangan kirinya.

“Kau lihat ini, ini gelang tangan yang biasa aku pakai. Profesos G-Dragon yang mengajariku untuk membuat ini”, ucapnya bangga.

“Wah, Profesor G-Dragon makin keren saja. Gelang sederhana pun bisa ia ubah menjadi hewan mematikan seperti itu dan juga hewan itu tidak menjadi ganas”, tanggap Yeon Woo takjub.

“Tentu saja, jurusan transfigurasi”, jawab Haerin sombong.

“Ah tapi tetap lebih keren Profesor Cho Kyuhyun dong. Beliau itu tampan dan bisa mengingat semua jenis ramuan, mulai dari yang dasar hingga yang peralihan”, ujar Yeon Woo yang membuat haerin mengerucutkan bibirnya.

Tiba-tiba saja Min Hyuk muncul dari belakang mereka.

“Nah, kalian bergosip lagi kan?”, hardik Min Hyuk.

“Bukannya menyelesaikan penelitian, kalian malah asik bergosip tentang profesor-profesor tampan”, tambah Min Hyuk.

“Mwo? Kami tidak melihat ketampanan mereka, kami melihat kualitas ilmu sihir mereka”, jawab Haerin dan Yeon Woo serentak.

“Hahahaha, kalian memang sahabat sejati”, ujar Min Hyuk.

“Apakah kalian sudah makan? Bagaimana kalau kita ke cafetaria bersama?”, tawar Min Hyuk.

“Aku tidak bisa sunbae, hari ini aku akan melatih dua anak baru untuk mengendalikan badger. Ajak Yeon Woo saja”, jawab Haerin.

“Ah tidak, aku akan membaca buku ini sambil menunggu Haerin selesai latihan. Kami bisa makan sebelum kembali ke asrama”, ujar ikut menolak.

“Baiklah, aku ajak Jungshin saja ke Cafetaria”, tanggap Min Hyuk sambil melambaikan tangannya pada seorang namja tinggi yang baru saja turun dari sapunya.

Namja tinggi itu berjalan menuju mereka bertiga, kemudian membalas lambaian tangan Min Hyuk.

“Haerin, dua anak baru itu sudah ada di kamar ganti mungkin sebentar lagi mereka ke sini”, ujar Jungshin si namja tinggi.

“Arraseo sunbaenim”, jawab Haerin.

Jungshin adalah kapten tim Quitditch Griffindor, Haerin sangat patuh pada perintahnya. Saat pertama kali bergabung dengan tim, Jungshin banyakmenasehati Haerin dalam berbagai hal dan ia seleting dengan Min Hyuk, mereka sama-sama mahasiswa tingkat tujuh.

Sebelum meninggalkan Haerin dan Yeon Woo, Min Hyuk sempat mengingatkan Yeon Woo mengenai Haerin tidak masuk kelas. Haerin yang sudah mau naik ke atas sapunya akhirnya harus mendapatkan ceramah dari Yeon Woo selam lima menit. Sahabatnya itu benar-benar marah saat tau Haerin membolos kelas mata pelajaran wajib.

>> Cafetaria Hogwarts

Haerin dan Yeon Woo mampir ke cafetaria sebelum kembali ke asrama. Mereka membeli beberapa bungkus makanan untuk persediaan bergadang menghabiskan buku baru dari Min hyuk. Tanpa mereka sadari ternyata Min Hyuk sedang mengambil minuman dari pendingin cafetaria, Min hyuk pun kembali menyapa mereka.

“Yak!! Apakah kau sudah menasehati temanmu itu Yeon Woo?”, tanyanya sambil terkekeh.

Haerin mengacungkan jarinya kebibir agar MinHyuk diam, Yeon Woo hanya tersenyum melihat kelakuan temannya itu. Min Hyuk tertawa keras, tapi tawanya dihentikan oleh Jungshin yang tiba-tiba saja memukul kepalanya.

“Kenapa kau sangat suka mengadukan hal-hal kurang penting pada Yeon Woo?”, tanya Jungshin datar.
Min Hyuk hanya mengedikkan bahunya. Yeon Woo dan haerin berpamitan, kemudian berjalan menuju asrama mereka.

>> Ruang baca Asrama Griffindor

Yeon Woo dan Haerin kini sudah berada di ruang baca asrama Griffindor, keduanya sibuk membalik-balik buku yang menjadi referensi penelitian mereka. Yeon Woo mencatat beberapa hal penting ke buku catatannya, sedangkan Haerin sibuk menganalisa gambar kejadian dari buku. Hal ini tidak bertahan lama, Haerin menutup bukunya, dan memulai pembicaraan.

“Yeon Woo yah, bukankah Min Hyuk sunbae terlalu memperhatikanmu?”, tanya Haerin sambil memasang wajah polosnya.

“Mwo? Tidak, dia melakukan hal itu pada setiap yeoja yang menjadi adik didiknya”, jawab Yeon Woo dengan sigap.

Pertanyaan Haerin tadi masih membekas di kepala Yeon Woo, ia memutar segala ingatannya mengenai momennya dengan Min Hyuk. Kini ia tidak fokus dengan bacaannya, dia masih terpikir perkataan Haerin. Ia memang mengakui Min Hyuk tampan, tapi dia sangat yakin bahwa dia tidak menyukai Min Hyuk, tapi kenapa ia harus memikirkan pertanyaan Haerin. Lagi pula Min Hyuk juga tidak mungkin menyukainya.

>> Aula Griffindor

Yeon Woo membersihkan Aula asramanya sendiri hari ini, Haerin belum bangun dan tidak bisa dibangunkan. Padahal ia tau hari ini ada jadwal membersihkan aula asrama dan Yeon Woo harus menjadi asisten kelas ramuan tingkat atas. Min Hyuk keluar dari koridor kamar anak laki-laki, ia langsung membantu Yeon Woo. Yeon Woo membungkuk sambil berterimakasih.

“Yeon Woo yah, sebentar lagi pesta kelulusan tingkat akhir bukan?”, tanya Min Hyuk dan ini berhasil membuat Yeon Woo bergidik.

“hm, wae sunbae?”, tanya Yeon Woo.

“Tidak ada apa-apa”, jawab Min Hyuk sambil melanjutkan pekerjaannya. Setelah selesai membersihkan aula mereka kembali ke kamar masing-masing masih dengan tanpa kata.

>> Kelas Ramuan Tingkat Atas

Kelas berakhir dengan lancar, Yeon Woo menutup bukunya dan merapikan mejanya. Tiba-tiba seorang namja datang menghampirinya.

“Emm, noona”, panggil namja itu.

“Oh Nam Taehyun, wae?”, tanya Yeon Woo.

“ituu, pesta perpisahan tingkat akhir, em, em, apakah noona mau pergi denganku?”, tanya Taehyun.

“Mwo? Kau mengajakku? Kenapa kau tidak ajak Haerin saja, dia kan kakakmu”, ujar Yeon Woo.

“Aku sudah mengajaknya, tapi dia bilang dia sudah menerima ajakan Jungshin sunbaenim”, jawab Taehyun lirih.

“Mwo?”, Yeon Woo terkejut. Ia berpikir keras, ia sudah punya rencana untuk pergi ke perpustakaan malam itu, tapi ia juga kasihan dengan Taehyun. Taehyun adiknya Haerin, ia berada di tingkat keempat sekarang, tahun ini siswa-siswa tingkat keempat menjadi panitia dan diwajibkan membawa pasangan.

“Baiklah, aku akan pergi bersamamu”, jawab Yeon Woo. Taehyun langsung tersenyum dan berterimakasih pada Yeon Woo.

Dipintu keluar ruang Min Hyuk menunggu Yeon Woo dengan gelisah, kemudian Taehyun keluar dari kelas.

“Taehyun ah, apakah Yeon Woo noona ada di dalam?”, tanya Min Hyuk.

Taehyun mengangguk sambil tersenyum kemudian berpamitan dengan Min Hyuk.

Yeon Woo tampak sedang merapikan peralatan tulisnya dan siap untuk meninggalkan ruangan kelas. Min Hyuk menghampirinya.

“Yeon Woo yah, apakah kau sudah tau akan pergi dengan siapa?”, tanya Min Hyuk.

“Sudah, aku pergi dengan adiknya Haerin. Haerin keterlaluan, ia memilih pergi dengan orang lain ketimbang membantu adiknya sendiri....”, Yeon Woo melanjutkan omelannya.

Min Hyuk hanya mendengarkan omelan itu dengan senyum nanar.

>> Hari Perpisahan

Yeon Woo berjalan ke arah Haerin dan Jungshin, Jungshin tampak sedang memperkenalkan Haerin pada tim Quitditch asrama lain.

“Sunbae, dimana Min Hyuk sunbae?”, tanya Yeon Woo yang tidak menemukan sosok seniornya itu.

“Dia tidak hadir, katanya mau mengurus surat lamaran ke kantor Order Phoenix. Min Hyuk bilang dia tidak bisa mengajakmu, maka ia tidak bersemangat untuk datang”, jelas Jungshin.

"Oh ya, ia titip salam, katanya juga jangan lupa mengembalikan buku yang ia pinjam ke pustaka dan semoga kau dan Haerin berhasil untuk penelitian kalian.

Haerin menatap Yeon Woo. Yeon Woo hanya terdiam, dia membeku pikirannya melayang menuju pertanyaan Haerin beberapa hari yang lalu.

‘Perkataan Haerin benar. Apakah aku sebodoh itu? Kenapa aku tidak bisa melihatnya dengan jelas?’, batin Yeon Woo.

Foto : Google