Hai! Assalamu’alaikum! Annyeong!
Kerasa udah lama sekali ga nulis isi hati /elah/ di
sini. Do you miss me Blog? /hening/. Oke kalau boleh jujur hal itu terjadi
karena penyakit malas akut yang sedang aku derita semester ini. Ntah angin mana
yang sudah menyebarkan virus malas dan membuat badan serta pikiran yang rentan
akan kelabilan ini mengidap penyakit malas yang tiada hentinya *bahasa
Indonesianya ga jelas sekali!*
Padahal ni ya, pas liburan kemarin sempat nulis tekad
di selembar kertas yang isinya perjanjian buat rajin di semester ini masih
kepampang gede-gede di dinding kamar tercinta. Well, itu cuma tulisan yang
terpampang di dinding tapi ga ngena di hati mas! Aku mulai was-was dengan
keadaan kayak gini, karena penyakit malas akut akan berlanjut dan bertambah
parah jika tidak segera diobati. Nah pada tau ga obatnya apa? Aku juga tau
-___-
Tulisan ini dengan malas aku pikirkan untuk melatih
pikiranku yang mulai lemah dalam merangkai kata, karena dalam dua bulan ini hanya sedikit buku yang aku baca. Aku baru sadar akan efek membaca terhadap
munculnya ide untuk menulis itu benar-benar besar! Back to The Judul,
“Mahasiswa Stadium Akhir”. Berasa ngeri waktu milih judul itu buat tulisan ini
sebenranya, seakan-akan aku tu anak penyakitan yang hampir *sensor*. Tapi kalau
ditelaah dari isi tulisannya, kondisinya ya mirip dengan orang yang sedang
mengidap penyakit mengerikan stadium akhir.
Yeah, akhirnya nyampe di bagian ini. September menjadi
bulan dimana para mahasiswa tingkat 7 di kampusku merasakan segala kekhawatiran
mendalam dari dasar lubuk hatinya /hahaha/. Segala permasalahan muncul
tiba-tiba tanpa henti, mulai dari hal ‘cukup-cukupin’ sks buat lulus yang
kemudian berefek dengan bentroknya jadwal kuliah, adalagi peringatan dari dosen
wali buat mikirin judul tugas akhir (Name Stage: TA), jadwal kuliah yang dibuat
seenaknya sehingga menguras tenaga mahasiswa dan masih banyak lagi yang ga bisa
aku sebutin satu-satu.
Kita mulai dari cukup-cukupin SKS,
Well, sebagai orang berpendidikan ga seharusnya kita mikir
kalau ngambil mata kuliah yang ga ada hubungannya sama TA itu ga penting. Sebenarnya
setiap mata kuliah dapat memberikan ilmu yang mungkin akan kita pakai di
kehidupan pekerjaan kita kelak. Tapi aku ga bisa bohong, di sini aku merasa
sedikit terpaksa untuk mengambil mata kuliah yang seharusnya ga perlu untuk
diambil, demi mencukupi SKS agar semester depan aku ga terbebani dengan mata
kuliah apapun lagi aku ngambil semua mata kuliah aneh yang buat pusing dan
sakit hati.
Dibalik semua penderitaan cukup-cukupin SKS aku pun hanya dapat berdoa, “Ya Allah, mata kuliah ini aku ambil untuk menambah ilmu yang
telah engkau serakkan di atas bumi ini, tolong lancarkan prosesnya dan aku serahkan hasilnya pada-Mu..amiin”.
Ide TA dan masih ada hari esok
Ini hal paling mengerikan bagi mahasiswa! Apalagi kalau
tipe mahasiswanya itu kayak aku, yang selalu berprinsip ‘masih ada hari esok’. Bahaya
sekali frase satu ini sebenarnya, kalau aku tau siapa yang pertama kali mengatakan
hal itu, mungkin aku akan tanya kenapa bapak atau ibu itu tega meracuni
generasi selanjutnya untuk melalaikan tugas-tugasnya /alasan si ami hebat kali,
demang dasarnya malas/. Cukup membahas frase yang mengerikan itu oke. Masalah ide
TA, mencari ide itu ga mudah dan ga mungkin didapat kalau ga sering singgah ke
perpus atau ke situs-situs jurnal ilmiah /bukan situs berita korea ya –catet/.
Waktu kamu mikirin ide TA, kamu juga harus cari tau
apakah ide kamu itu layak atau enggak. Terus, beraniin diri kamu buat -melamar-
dosen pembimbing yang rela dengarin curahan hati dan segala kebingungan kamu
tentang TA. Ditambah lagi kamu harus mencari penelitian sebelumnya, supaya ada
bukti bahwa ide kamu itu ga dibuat-buat. Tapi jangan salah, kamu juga ga boleh
buat penelitian yang mirip-mirip dengan penelitian sebelumnya /nah loh/. Ribet banget
kan TA itu?? T_T
Cukup dua hal ini aja kali ya yang aku kupas, yang
lain susah untuk dijelasin karena banyak berhubungan dengan pengaruh orang
lain.
Menjadi mahasiswa tahun terakhir itu rasanya
complicated /hahaha/. Kamu pernah ngerasa kan pengen keluar dari suatu tempat yang
terkunci, terus kamu tau kuncinya dimana, tapi kamu pura-pura ga tau kuncinya
dimana, terus kamu galau karena ga bisa keluar. Sama kejadiannya dengan jadi
mahasiswa stadium akhir, kamu pengen banget jadi sarjana, kamu juga tau kalau
mau jadi sarjana mesti menyelesaikan TA dan rajin-rajin belajar, tapi kamu
pura-pura ga tau terus bilang “Masih ada hari esok”, terus kamu galau sendiri
liat ketiadaan progres dari TA kamu.
Jadi mahasiswa stadium akhir itu, selalu merasa
sensitif ketika ditanyain kapan seminar proposal, kapan seminar hasil dan kapan
wisuda? Rasanya itu...anda pasti tau. Paling sensi juga waktu dengar teman
seangkatan ngomong, “Eh aku susah kali dapat data untuk TA” atau, “Aku bingung
sama judul aku, apa ya yang mesti aku tambahin” dan lain-lain.
Jadi mahasiswa stadium akhir itu serba salah. Mau rajin
belajar plus aktif di lain hal, tapi fisik ga mendukung, ujung-ujungnya banyak hal yang
terbengkalai.
Cuma itu kali ini yang bisa aku bagikan~ tulisan ini aku
akhiri dengan sepenggal lirik lagu WINNER – Go Up dan Team B – Climax, yang semoga bisa jadi mood booster buat diri sendiri :)
Throw all your worries to the sky, blow up
You have us, get up
Take each other’s hands and put them up, hands up
We will win over it all
(Go Up – Team A WINNER)
Tonigt, throw it away
At the end of this moment of running
No limit go n touch the sky
(Climax – Team B)
#Keonaran telah dilaksanakan#