Banda
Aceh- Himpunan Mahasiswa Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala kembali mengadakan
acara Math Fair. Math Fair atau Mathematic
Fair adalah salah satu rangkaian kegiatan himpunan yang berdiri di bawah
HIMATIKA ( Himpunan Mahasiswa Matematika) yang mulai terbentuk sejak tahun 2004 silam. Ini artinya, di tahun 2014
ini acara Mathfair merupakan rangkaian kegiatan yang ke-10. Perjalanan Mathfair yang menempuh usia yang ke-10 ini bukanlah hal yang mudah.
Namun, kekonsistenan para mahasiswa yang terlibat di dalamnya membuat Mahtfair bisa mencapai usia yang ke-10
ini.
Acara Mathfair sendiri terdiri dari 4 rangkaian kegiatan, yaitu Seminar,
Olimpiade Matematika, Expo dan Aneka Lomba. Pada Mathfair ke-10 ini, pembukaan
acara akan menghadirkan Seminar Nasional yang dilaksanakan pada tanggal 31 mei
2014 di AAC Dayan Dawood. Baru kemudian di bulan September diikuti oleh
kegiatan Olimpiade yang akan diselenggarakan di seluruh kabupaten se-Aceh,
disusul oleh Expo Job Fair dan Aneka Lomba. Selain menyelenggarakan acara puncak pada Bulan September, juga
diselenggarakan penutupan acara Mathfair
ke-10, dengan rangkaian kegiatan berupa pembagian piagam dan penghargaan kepada
para pemenang berbagai lomba.
Kegiatan seminar yang menjadi pembuka Mathfair tahun
ini bertemakan “Batik Fraktal : Ketika
Sains Melahirkan Seni Batik”.
Batik fraktal merupakan motif batik tradisional yang
ditulis ulang secara matematis. Hasilnya penulisan ulang dimodifikasi lebih
kompleks sehingga menghasilkan motif baru. Sedangkan fraktal sendiri adalah
salah satu cabang ilmu matematika yang berfokus pada pengulangan, dimensi,
iterasi, dan pecahan. Pengerjaan batik fraktal ini sendiri dapat
menggunakan software jBatik yang
ditemukan oleh 3-sahabat pendiri Piksel Indonesia.
Pemateri utama dalam seminar ini adalah salah
seorangpelopor terbentuknya batik fraktal itu sendiri yaitu Yun Hariadi yang
juga lulusan Matematika ITB. Tidak hanya diisi oleh Yun Hariadi, seminar
nasional ini juga diisi oleh dua orang pemateri lain, yaitu Zulhadi Sahputra
yang merupakan dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Unsyiah yang juga
memanfaatkan software jBatik dalam mendesain
ornamen Aceh maupun desain arsitektur, serta diisi juga oleh dosen dari
Fakultas MIPA sendiri yaitu Marwan Ramli.
Sebagai bagian dari
masyarakat Indonesia maka sudah seharusnya lah kita ikut melestarikan dan
mengembangkan salah satu warisan budaya negara ini yang tak lain adalah batik.
Untuk itu, mari bergabung bersama kami dan saksikan bagaimana sains dan
teknologi melahirkan seni batik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar