Genre : Family,
Drama, Comedy(?)
Length : Three
Shoots (3/3)
Little Note
Akhirnya
sampai ke (3/3), Check it out.
Main Cast :
Kim
So Hyun as herself
EXO's
Sehun as Oh Sehun
Kim
Yoo Jung as herself
Other Cast :
SHINee’s
Jonghyun as Kim Jong Hyun
Yeo
Jin Go as himself
EXO's
D.O. as himself
EXO's
Baekhyun as himself
EXO's
Luhan as Oh luhan
Apink’s
Naeun as Son Naeun
“Hal ini sama seperti yang sekarang kau lakukan, kau tidak berbicara kepada saudara-saudaramu, bersikap dingin kepada mereka, mengacuhkan mereka, karena kau merasa bersalah kepada mereka. Itu tidak akan memperbaiki situasimu So Hyun ah, itu hanya akan menyakiti dirimu dan hati saudara-saudaramu”
>> Rumah
keluarga Kim enam tahun yang lalu
“Yoo
Jung ah, tolong ambilkan kertas origami yang ada di kamarku, aku ingin
membuatkan sebuah origami berbentuk hati untuk ayah dan ibu, agar mereka selalu
mengingat kita selama disana”, perintah seorang anak perempuan pada adiknya.
Yoo
Jung segera berlari ke kamar kakaknya, ia berusaha mencari origami yang dimaksud
oleh kakaknya. Setelah beberapa menit mencari dia belum juga menemukan origami
itu, tapi iya tetap mencari.
“So
Hyun ah, dimana adikmu ?”, tanya seorang wanita dengan lembut.
“Ia
sedang di kamarku, eomma”, jawab So Hyun.
“Ah
yeobo supir perusahaan sudah menjemput kita, dia sudah ada di depan rumah kita
sekarang, ayo kita harus segera bergegas”, kata seorang laki-laki tampan yang
tampak tergesa-gesa.
“Appa,
tolong tunggu sebentar saja”, rengek So Hyun.
“So
Hyun ah, appa dan eomma hanya seminggu
disana, kau baik-baik disini bersama Jong Hyun oppa dan Yoo Jung ya”, bujuk
Tuan Kim.
“Jong
Hyun ah, jaga adik-adikmua, jangan lupa paksa mereka untuk makan, jangan lupa
antarkan mereka ke sekolah, jangan lupa kalau mereka ada kelas tambahan dan...”
“Arraseo
appa, arraseo, appa bisa mengandalkanku”, potong Jong Hyun yang tersenyum lebar
pada appanya.
Tuan
Kim hanya tersenyum, kemudian menarik tangan istrinya untuk naik ke mobil
jemputan perusahaan mereka.
Tidak
lama setelah Tuan Kim dan istrinya meninggalkan rumah, Yoo Jung keluar dari
kamar So Hyun sambil berlari.
“Eonni,
ini origaminya”, kata Yoo Jung sambil tersenyum.
“Ah
kau terlambat, appa dan eomma sudah berangkat”, rajuk So Hyun.
“Apa
? kenapa mereka tidak berpamitan denganku?”, tanya Yoo Jung yang matanya kini
berkaca-kaca.
“Aku
sudah menahan mereka Yoo Jung, tapi supir perusahaan sudah menunggu di depan
rumah, maafkan aku”, jawab So Hyun penuh penyesalan.
“Sudahlah,
appa dan eomma hanya pergi seminggu, jangan terlalu dipikirkan ya”, bujuk Jong
Hyun agar keduanya tidak berselisih lagi.
Telepon
rumah keluarga Kim tiba-tiba berdering. Jong hyun langsung mengangkatnya.
“Ya
kediaman keluarga Kim, ada yang bisa saya bantu?”, ucap Jong Hyun menjawab
teleponnya.
“Ne
appa, appa dan eomma sudah sampai di bandara sekarang. Yoo Jung dan So Hyun
sedang bermain di balkon kamar So Hyun sekarang. Ne appa”, bincang Jong Hyun
dengan appanya.
Setelah
menutup telepon Jong Hyun menemui kedua adiknya di kamar So Hyun.
“Eonni,
kalau ayah dan ibu pulang kau ingin mereka membawakan oleh-oleh apa ?”, tanya
Yoo Jung yang kini sedang mematutkan dirinya di depan cermin So Hyun, bak
seorang pebalet handal.
“Aku?
Aku hanya ingin mereka cepat pulang, hehe”, jawab So Hyun yang sibuk dengan
buku gambarnya.
“Eonni
benar-benar dewasa, padahal aku ingin dibawakan sepatu balet yang baru. Karena
jawaban eonni, sekarang aku juga menginginkan hal yang sama denga eonni”,
tanggap Yoo Jung sambil tersenyum.
Jong
Hyun yang mendengar percakapan itu langsung berhenti sebelum membuka pintu
kamar So Hyun. Jong Hyun tersenyum, ia tau kedua adiknya sangat menyayangi appa
dan eomma nya, sama halnya seperti dia.
“Hei
kalian berdua, barusan appa dan eomma menelponku, katanya mereka baru saja akan
naik ke pesawat, dan mereka bilang mereka akan pulang dalam waktu dua hari”,
ucap Jong Hyun setelah membuka pintu kamar adiknya.
“Benarkah
oppa? Eonni lihatlah karena kita menginginkan hal yang sama itu, appa dan eomma
benar-benar akan pulang dengan lebih cepat”, kata Yoo Jung yang kini mulai
menari.
Jong
Hyun lagi-lagi tersenyum dan kini bergabung ke dalam suasana menyenangkan di
kamar So hyun.
Tak
lama setelah perbincangan menyenangkan keluarga Kim, telepon genggam Jong Hyun
berdering. Jong Hyun yang tadinya tersenyum lebar kini tampak seperti orang
yang kebingungan dan terlihat benar-benar pucat. Setelah menutup teleponnya ia
mulai berbicara dengan lembut pada kedua adiknya. Kini air mata memenuhi isi
kamar So Hyun, Yoo Jung menangis dengan sangat keras, Jong Hyun hanya dapat
memeluknya dengan erat. So Hyun masi terpaku di meja belajarnya, wajahnya memperlihatkan
bahwa ia berpikir keras sambil menatap Yoo Jung. Ia berlari keluar kamar, ia
menuju taman belakang rumah mereka dan dia mulai menangis.
“Kenapa
appa dan eomma begitu jahat, kenapa kalian meninggalkan kami pada waktu seperti
ini? Kenapa appa dan eomma tidak pamit dengan Yoo Jung? Kenapa appa tidak
mendengar bujukanku untuk menunggu Yoo Jung keluar dari kamarku? Kenapa...”,
isak So Hyun.
Kediaman
keluarga Kim kini ramai dikunjungi keluarga dan rekan bisnis mereka. Ya, Tuan
kim dan istrinya meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat. Pesawat yang akan
menuju China kehilangan kendali diatas ketinggian yang cukup tinggi dan jatuh
di perairan sekitar China. Tuan Kim dan nyonya Kim ditemukan sudah tidak dapat
diselamatkan lagi. Semua orang yang datang memberikan ucapan belasungkawa
kepada putra tertua keluarga Kim, mereka merasa prihatin melihat Yoo jung dan
So Hyun yang hanya terpaku menatap foto kedua orang tuanya.
Di
hari pemakaman Yoo Jung mendekati So Hyun, So Hyun terkejut ia melihat sosok
ibunya di dalam raut wajah Yoo Jung, ia menangis dan menjauh dari saudara
kembarnya itu. Tiba-tiba Jong Hyun mendekati So Hyun, So Hyun sangat terkejut
karena ia juga melihat hal sama dengan yang dilihatnya pada raut wajah Yoo Jung
di wajah oppanya, bedanya ia melihat sosok ayahnya. So Hyun menangis di bawah pohon
yang tak jauh dari pemakaman orang tuanya, ia berpikir dengan keras.
“Appa,
eomma, maafkan aku, jangan buat aku seperti ini, kenapa kalian harus muncul di
wajahnya So Hyun dan oppa? Aku tau ini kesalahanku, aku yang membuat Yoo Jung
tidak dapat bertemu dengan kalian untuk terakhir kalinya, maafkan aku, aku
mohon”, isak So Hyun yang kin benar-benar tidak dapat mengendalikan dirinya.
Semenjak
hari itu So Hyun tidak berbicara dengan kedua saudaranya, ia tidak sedih karena
kepergian appa dan eommanya saja, ia juga merasa bersalah kepada Yoo Jung yang
tidak dapat merasakan kehadiran terakhir kedua orang tuanya. So Hyun menghukum
dirinya dengacara tidak berbicara kepada kedua saudaranyaitu. Ia tidak sanggup
melihat sosok appa dan eommanya yang selalu hadir di wajah Yoo Jung dan Jong
Hyun.
>> Jalanan
Kota Seoul
“Penyihir
kecil? Kau direktur perusahaan itu? Kau mengenalku kan? Kenapa kau masih
memanggilku Oh Sehun-ssi? Ah, kau benar-benar keterlaluan So Hyun ah” , ucap
Sehun yang kini terlihat merajuk.
“Aigoo,
dari kecil kalian tidak pernah berhenti bertengkar, bukan saatnya menanyakan
hal itu sekarang Sehun ah. So Hyun ah, apakah kau punya ban cadangan?”, tanya
Luhan yang ingin menghentikan runtunan pertanyaan Sehun.
“Sepertinya
ada di bagasi oppa”, kata So Hyun.
Luhan
menge-check keberadaan ban cadangan
itu, ia mengeluarkannya dari bagasi.
“Sehun
ah, ganti bannya So Hyun sekarang”, perintah Luhan pada adiknya.
“Aku?”,
tanya Sehun yang kini membulatkan matanya seperti Kyungsoo.
“Jangan
banyak tanya, lakukan saja, ini sudah larut, kasihan So Hyun yang harus telat
pulang kerumahnya”, jawab Luhan tanpa ekspresi.
Sehun
merasa benar-benar kesal, setelah diperlakukan seperti seorang yang tidak
dikenal oleh penyihir kecilnya itu, iya harus menggantikan ban penyihir
kecilnya yang sebenarnya pura-pura tidak mengenalnya karena takut identitas
kecilnya terungkap di perusahaan. So Hyun hanya tersenyum kecil melihat hal
itu, kini ia memilih untuk berbincang dengan Luhan dan mengabaikan Sehun yang
sibuk dengan ban mobilnya yang sambil mengumpat tidak jelas.
Setelah
setengah jam berlalu Sehun selesai menyelesaikan pekerjaannya, ia menghampiri
Hyungnya dan So Hyun.
“Aku
sudah selesai, bisakah kita pulang sekarang Hyung?”, tanya Sehun.
“Baiklah,
So Hyun ah, hati-hati dijalan ya, telepon oppa ketika kau sampai dirumah”, ucap
Luhan yang tampak mengabaikan Sehun.
Luhan
berjalan kemobilnya dan meninggalkan Sehun bersama So Hyun.
“Sebenarnya
banyak hal yang ingin ku katakan, tapi ini sudah terlalu larut. Pulanglah
sekarang, bersiap-siaplah untuk besok”, ucap Sehun dengan nada mengancam.
“Hati-hati
dijalan Big Boss penyihir, Annyeong”, pamit Sehun menggunakan eye smile nya.
So
Hyun terkejut dengan perkataan Sehun.
“Bagaimana
ini? Karyawan tidak boleh mendengarkan cerita masa kecilku, image ku sebagai seorang direktur yang
berkharisma bisa-bisa rusak kalau sampai Sehun oppa mengatakan hal-hal yang
tidak baik tentangku”, batin So Hyun.
>> Rumah
Keluarga Kim
So
Hyun masuk kedalam rumahnya, di ruang tamu Yoo Jung dan Jong Hyun sedang
berbincang. So Hyun mencoba mengalihkan pandangannya dari kedua orang itu, ia
tidak berhasil karena Jong Hyun memanggilnya.
“So
Hyun, duduk disini sebentar”, pinta Jong Hyun menunjuk sofa di sampingnya.
Mau
tidak mau, So Hyun mengikuti permintaan oppa nya itu.
“Tadi
Luhan oppa kalian yang tampan itu berkunjung ke rumah kita, ia mengundang kita
bertiga untuk hadir di acara pernikahannya minggu depan”, ujar Jong Hyun.
“Luhan
oppa akan menikah?”, tanya So Hyun yang kini tampak berantusias.
“Mm
eonni, apa kau mau pergi bersamaku untuk mencari kado pernikahannya untuknya?”,
tanya Yoo Jung yang berharap eonni nya juga akan berantusias seperti
sebelumnya.
“Aku
tidak bisa, kau saja yang pergi beli”, jawab So hyun dengan dingin.
Isi
ruangan kini membatu mendengar jawaban So Hyun. So Hyun segera beranjak dari
tempat duduknya.
“Oppa
dan Yoo jung, kalian pergi saja duluan ke pesta itu nanti, aku akan menyusul
kalian dari perusahaan”, tambah So Hyun sebelum jauh dari ruang tamu.
Yoo
Jung tampak semakin sedih mendengar ucapan So Hyun. Yoo Jung mengira acara
pernikahan oppa nya yang lain itu, akan menjadi awal baru antara ia dan eonninya,
nyatanya tidak, So Hyun tetap menolak untuk dekat dengannya. Jong Hyun
tersenyum pada Yoo Jung yang menunjuk kata-kata “Gwenchana” di raut wajahnya.
>> Perusahaan Beautiful Black Pearl
Advertisement
Selama
beberapa hari So Hyun jarang keluar dari kantornya, ia malas bertemu dengan
Sehun yang pasti akan memanggilnya dengan panggilan “penyihir kecil”, yang
mengakibatkan akan ada rumor yang memberatkan dirinya dan Sehun. Ia lebih
banyak berkomunikasi dengan para manajer divisi lewat telepon. Sehun merasa
tidak enak dengan kondisi ini, dia merasa bersalah karena malam itu ia
mengancam So Hyun. Maksudnya malam itu sebenarnya hanya bercanda, ternyata So
Hyun menanggapinya dengan serius. Sehun pun berencana untuk menemui Sehun di
kantornya.
Sehun
berjalan menuju kantor So Hyun, mata bulat Kyungsoo mengikuti pergerakan itu,
iya langsung menelpon So Hyun. Saat Sehun masuk keruangannya So Hyun tidak
terkejut karena sudah mendengarnya dari Kyungsoo.
“So
Hyun ah, kenapa kau bertingkah begitu kekanak-kanakan? Apa kau menganggap
serius perkataanku malam itu?”, tanya Sehun setelah berada dalam ruangan So
Hyun.
Di
luar ruangan So Hyun Kyungsoo dan Bekhyun memasang kuping mereka di pintu
ruangan tersebut.
“Malam
itu? Malam apa? Apa yang dibicarakan Sehun pada penyihir itu?”, tanya Baekhyun
dengan suara mendesis kepada Kyungsoo.
“Entahlah,
aku juga tidak paham”, jawab Kyungsoo yang kini tampak memperlebar luas
permukaan mutih di bola matanya.
“Kyungsoo
ah, dimana bagian matamu yang hitam? Aku tidak dapat melihatnya sekarang”, goda
Baekhyun yang membuat Kyungsoo menjitak kepalanya.
Sehun
yang mendengar keributan di luar ruangan, langsung menggelengkan kepala. “Itu
pasti dua manajer kesayangan mu yang suka bergosip”, kata Sehun.
Baekhyun
dan Kyungsoo tiba-tiba mendengar keheningan dari ruangan itu dan memutuskan
untuk kembali bekerja.
Dari
dalam ruang So Hyun, Sehun mulai berbicara lagi, kali ini dengan lebih
berhati-hati.
“Oppa,
aku hanya malas keluar ruangan, aku tidak ingin tampak canggung dang bersikap
tidak sopan padamu nanti”, ucap So Hyun sebelum Sehun mulai berbicara.
“Aku
tidak ingin karyawan tau kalau kau adalah oppa ku, itu pasti akan
merepotkanmu”, tambah So Hyun.
“Ya
ampun, So Hyun ah, aku tidak akan repot, aku sangat senang bisa menjadi oppa
beautiful big boss yang paling disegani di kantor ini”, ujar Sehun.
Perkataan
Sehun itu membuat So Hyun tersenyum.
“Baiklah,
kalau begitu keinginanmu, aku akan mencoba agar mereka tidak mengetahui siapa
aku sebenarnya. Tapi kau harus pergi ke acara pernikahan Luhan Hyung denganku
nanti malam, bagaimana?”, tawar Sehun.
“Tapi...”
“Ayolah,
permintaanku tidak sulitkan?”, bujuk Sehun lagi.
“Baiklah
oppa”, jawab So Hyun setuju.
Sehun
benar-benar senang denga jawaban So Hyun, dia tidak tau dia senang karena dia
akan pergi dengan So Hyun atau karena ia berhasil menjalankan tugas yang
diperintahkan oleh Hyungnya. Malam setelah Luhan dan Sehun bertemu dengan So
Hyun, Luhan menceritakan kondisi keluarga Kim sekarang. Luhan meminta Sehun
untuk menasehati So Hyun, karena dari kecil So Hyun selalu patuh dengan Sehun.
Sehun pun mencari ide bagaimana cara menyampaikan nasehatnya, selama seminggu
ia tidak bertemu So Hyunkarena So Hyun tidak pernah keluar dari ruangan
kantornya, ia benar-benar furstasi namun akhirnya ia berhasil.
Setelah
jam pulang kerja, Sehun menunggu So Hyun di depan kantor. Baekhyun dan Kyungsoo
tampak curiga dengan gelagat Sehun. Mereka berdua memutuskan untuk memata-matai
Sehun dari kedai kue ikan yang ada di seberang perusahaan. Tiba-tiba So Hyun
keluar dari kantor kemudian melambaikan tangannya pada Sehun. Kyungsoo membulatkan
matanya sedangkan Baekhyun tersedak air minum setelah melihat adegan itu. So
Hyun masuk kedalam mobil Sehun dan mereka meninggalkan kantor bersama. Hal ini
benar-benar mengejutkan Kyungsoo dan Baekhyun.
“Pupus
sudah harapanku memperistri seorang direktur, namja dengan eye smile yang mematikan itu telah merebutnya dari ku”, ujar
Baekhyun yang tampak lemah.
“Apa?
Selama ini kau menyukai Big Boss?? Hahaha, benar-benar tidak tau malu..
hahahaha”, ujar Kyungsoo yang kini menghina teman sekantornya itu.
Baekhyun
hanya memberikan detah glarenya pada Kyungsoo.
“Tapi
aku penasaran, bagaimana bisa Sehun menaklukakan Big Boss”, lanjut Kyungsoo
tanpa memperdulikan tatapan Baekhyun.
>> Pesta
Pernikahan Oh Luhan dan Son Naeun *Author dilemparin batu sama Ta-Eun
shippers*
Pesta
pernikahan itu diadakan di sebuah taman yang ada di kota Seoul. Taman sederhana
yang biasanya menjadi tempat keluarga berkumpul itu, kini disulap menjadi
sebuah tempat yang bernunsa putih ala cerita dongeng anak perempuan yang
benar-benar tampak menawan. Di pintu masuk pesta dipajang foto Luhan dan Son
Naeun dengan ukuran ½ x 1 meter. Meja-meja tamu disusun secara beraturan,
berbagai hidangan tersaji di meja hidangan yang mengelilingi meja tamu. Di
tengah-tengah susunan meja tamu dipasang sebuag altar yang di atas kini telah
duduk sepasang suami istri yang terlihat sangat serasi satu sama lain. Jong
Hyun dan Yoo Jung telah sampai di taman itu, Yoo Jung tampak takjub dengan
dekorasi cantik pesta pernikahan itu, ia hanya dapat tersenyum setelah
mendapati sosok Luhan yang melambaikan tangan kepadanya. Jong yun dan Yoo Jung
berjalan menuju altar untuk memberi salam dan selamat.
“Oppa,
cukkae”, ucap Yoo Jung yang kini memeluk Luhan.
“Yoo
Jung ah, jangan peluk Luhan terlau erat, nanti Naeun eonni bisa marah”, ujar
Jong Hyun sambil tertawa.
Mereka
berempat berbincang denga bahagia, Yoo Jung tidak lupa mengucapkan selamat
kepada Naeun. Dari kejauhan tampak Sehun dan So Hyun yang kini berjalan menuju
altar. Luhan tersenyum, kemudian mengedipkan matanya pada Jong Hyun.
“Akhirnya
yang kita tunggu-tunggu datang juga”, ujar Luhan.
“Ya,
mengapa kau tampak begitu tampan Hyung?”, ucap Sehun pada Luhan saat sampai di
altar.
“Wah
kau putri kecil kau benar-benar cantik sekarang, aku sudah tau hal ini akan
terjadi, tapi aku lebih terkejut melihat transformasi penyihir kecil, aku kira
wajahnya akan lebih galak dari waktu kecil ternyata iya jadi Beautiful Big Boss
di kantor..hahaha”, lanjut Sehun yang diikuti tawa dari semua yang ada di
altar.
So
Hyun hanya tersenyum, ia mengucapkan selamat kepada Luhan, lalu pergi untuk
mengambil makanan. Sebenarnya itu ia lakukan untukmenghindar dari Jong Hyun dan
Yoo Jung yang kini tampak berbahagia, ia tidak ingin membuat suasana menjadi
tidak menyenangkan. Sehun menangkap sinyal untuk segera membujuk So Hyun agar
mau kembali berbicara dengan kedua saudaranya, dia berjalan menuju ke meja
tempat So Hyun menikmati makanannya.
“Kenapa
Oppa kesini?”, tanya So Hyun.
“So
Hyun ah, aku sudah tau tentang perilakumu selama enam tahun ini kepada kedua
saudaramu”, jawab Sehun yang tidak menjawab pertanyaan dari So Hyun
“Kenapa
kau begitu tega pada mereka, apalagi pada Yoo Jung, ia sangat menyayangimu So
Hyun ah”, tambah Sehun.
So
Hyun menghela nafasnya panjang, kemudian berbicara, “Aku merasa sangat bersalah
oppa...”, ia bercerita tentang hari sebelum ayah dan ibunya meninggal.
Sehun
mendengarkan seluruh bagian dari kenangan So Hyun yang kini merubah wajahnya
menjadi sangat serius. Ia kini merasakan bagian kecil dari kesedihan So Hyun
dan mendengarkan betapa lembutnya hari penyihir kecilnya itu. So Hyun yang kini
menitikkan air mata berusaha tampak tegar di depan Sehun, sambil meneruskan
ceritanya.
“So
Hyun ah, kau ingat 10 tahun yang lalu saat aku bertengkar dengan Luhan Hyung?”
So
Hyun mengangguk.
“Saat
itu aku sangat marah dengan Luhan Hyung, ia memaksaku untuk ikut bersamanya ke
China dan tinggal bersama ibu yang telah meninggalkan kami saat kami kecil. Aku
sangat merasa bersalah kepada ayah karena aku dsudah berjanji tidak akan
bertemu dengan ibu yang membiarkan ayah sendirian membesarkan kami”.
“Tapi
Luhan Hyung bilang hal ini kepadaku, ‘Sehun kau tidak akan bisa membahagiakan
seseorang hanya dengan kejahatanmu terhadap orang lainnya lagi’. Aku tersadar
akan apa yang aku lakukan selama ini salah, membenci hanya karena aku sayang
dengan ayahku, itu tidak adil untuk seorang ibu yang telah melahirkanku”
“Hal
ini sama seperti yang sekarang kau lakukan, kau tidak berbicara kepada
saudara-saudaramu, bersikap dingin kepada mereka, mengacuhkan mereka, karena
kau merasa bersalah kepada mereka. Itu tidak akan memperbaiki situasimu So Hyun ah, itu hanya akan menyakiti dirimu dan hati saudara-saudaramu”
“Sekarang
cobalah lapangkan hatimu, ceritakan pada mereka mengapa kau berbuat seperti itu
dulu. Dan maukah kau berjanji untuk berbicara dengan Yoo Jung mulai malam ini ?”
pinta Sehun mengakhiri nasehatnya.
So
Hyun mengangguk dan memberikan senyuman yang berarti ucapan terima kasih yang
begitu besar kepada sehun.
“Sehun
ah, kenapa kau masih disini? Cepat naik ke altar, semua anggota keluarga kita
sudah menunggu”, ajak seorang wanita paruh baya pada Sehun.
“Ne
eomma. Eomma, ini Kim So Hyun salah satu ptri kembar keluarga Kim, keluarga
sahabat ayah dan Luhan hyung”, ucap Sehun memperkenalkan So Hyun.
“Banggapsimida
Geommoni”, sapa So Hyun.
“Sesange,
aah neomu yeoppotta. So Hyun ah, kau tau? Sehun sangat sering menceritakanmu,
saat ia tinggal di China yang dia rindukan di Korea itu adalah penyihir
kecilnya yang cantik.Bibi benar-benar penasaran bagaimana rupa penyihir kecil
yang Sehun sayangi itu”, ujar Ibu Sehun yang membuat wajah Sehun memerah.
So
Hyun tersenyum lebar saat mendengarkan itu.
“Ah,
eomma...”, ucap Sehun yang kini tampak canggung.
Sebelum
ibunya mengucapkan kata-kata yang akan lebih membuatnya lebih canggung
dihadapan So Hyun, ia menarik keduanya menuju ke Altar. Di altar sudah ada Jong
Hyun dan Yoo Jung. Pertama-tama foto keluarga Oh sendiri, hanya ada pengantin,
ibu Sehun dan Sehun dalam foto itu. Kemudian dilanjutkan foto dengan keluarga
Kim, Yoo Jung mengambil posisi diantara Jong Hyun dan Luhan, sedangkan So Hyun
memilih foto diantara Naeun dan Sehun.
“Kenapa
kau berdiri disini?”, bisik Sehun.
“Tenang,
aku akan mengendalikan situasi ini oppa. Kau harus ingat kalau aku seorang
direktur yang dapat mengendalikan semua hal”, jelas So Hyun.
Setelah
foto dengan formasi tersebut selesai, So Hyun mendorong Sehun ke arah Jong
Hyun, kemudian menarik tangan Yoo Jung untuk berdiri disampingnya sekarang. Langkah
Yoo Jung terhenti ia tidak paham dengan sikap saudara kembarnya yang sudah enam
tahun tidak berbicara dengannya itu, kenapa tiba-tiba ia menarik tangannya.
“Yoo
Jung ah, ayo kita berfoto dengan formasi semua wanita dibagian pengantin wanita
dan yang pria dibagian pengantin pria”, ujar So Hyun yang mengejut Jong Hyun
dan Luhan, sedangkan Sehun hanya tertawa kecil.
“Tapi
eonni..”
“Ah
palli, aku masih ingin makan makanan disini, kita harus segera menyelesaikan
foto keluarga ini”, rengek So Hyun pada saudara kembarnya itu.
Yoo
Jung berjalan ke arah So Hyun dan tersenyum lebar. Senyuman itu kini disambut
oleh pelukan hangat So Hyun yang tidak pernah ia berikannya untuk Yoo Jung
selama enam tahun belakangan. So Hyun merangkul Yoo Jung dan Jong Hyun
lagi-lagi tidak mampu berkata-kata. Luhan tersenyum kepada Sehun, Sehun membalas
senyuman kakaknya itu dengan wink nya
yang menawan.
“Aku
tau hatimu itu lebih lembut dari untaian kapas So Hyun ah”, batin Sehun yang kini
tersenyum pada So Hyun.
*
*
*
*
(END)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar